Prospek Permintaan Global Menyusut Cepat, Harga Minyak Jeblok
Thursday, March 26, 2020       15:30 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot, Kamis, menyusul kenaikan tiga hari, di tengah prospek permintaan menyusut dengan cepat karena larangan perjalanan dan penguncian akibat virus korona mengimbangi harapan stimulus Amerika senilai USD2 triliun akan menopang aktivitas ekonomi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 64 sen, atau 2,3%, menjadi USD26,75 per barel, pada pukul 14.32 WIB, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Kamis (26/3).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot 78 sen, atau 3,2%, menjadi USD23,71 per barel. Kedua kontrak tersebut anjlok sekitar 60% tahun ini.
"Pasar minyak mendapatkan dorongan dari perbincangan seputar stimulus Amerika, tetapi sebagian besar aktivitas itu mengapung tanpa tujuan, dan akhirnya tenggelam dalam lautan minyak," kata Stephen Innes, analis AxiTrader.
Rabu, Senat AS mendukung RUU stimulus USD2 triliun yang bertujuan membantu pekerja yang menganggur dan industri yang dirugikan oleh epidemi virus korona.
Tetapi dengan permintaan merosot dengan cepat dan  output  meningkat pesat, prospek minyak tetap redup.
IHS Markit memperkirakan permintaan minyak global akan berkontraksi lebih dari 14 juta barel per hari pada kuartal kedua, yang mengarah pada peningkatan stok yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Perkirakan tekanan fundamental terkonsentrasi pada Maret dan April, periode delapan pekan di mana stok saat ini meningkat sekitar 1 miliar barel secara kumulatif," kata Roger Diwan, Vice President IHS Markit.
Pada saat bersamaan, kegagalan pakta pemotongan pasokan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak dan produsen lain yang dipimpin Rusia, dikenal sebagai OPEC +, akan meningkatkan pasokan minyak, dengan Arab Saudi berencana mengirim lebih dari 10 juta barel per hari mulai Mei.
Stok minyak sudah meningkat dengan tangki di seluruh dunia mengisi dengan cepat meski terjadi kenaikan biaya sewa sebesar 50-100%, karena perusahaan minyak dan pedagang berebut untuk memarkir minyak mentah dan produk penyulingan yang tidak diinginkan.
JBC Energy yang berbasis di Wina memperkirakan permintaan minyak dunia akan turun bahkan lebih dari 15,3 juta barel per hari pada kuartal kedua, kemungkinan mendorong harga patokan, setidaknya untuk sementara, sekitar USD10 per barel.
" OPEC + sebagai organisasi memiliki relevansi yang cukup terbatas dalam konteks ini, karena mereka tidak mungkin mau atau tidak mampu membendung goncangan permintaan saat ini," kata Johannes Benigni, Chairman JBC Energy.
Stok minyak mentah AS melonjak 1,6 juta barel dalam pekan terakhir, tutur Badan Informasi Energi Amerika, Rabu, menandai kenaikan kesembilan minggu berturut-turut.
Produk yang dipasok,  proxy  untuk permintaan Amerika, turun hampir 10% menjadi 19,4 juta barel per hari, data EIA menunjukkan. (ef)

Sumber : Admin