Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh Lebih Lemah Jadi Katalis Negatif Bagi Rupiah
Friday, July 23, 2021       12:42 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikatmelemah pada perdagangan Jumat (23/7) siang ini. Rupiah bertengger di level Rp14,494 atau turun 12 poin (0,08 persen)dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (22/7) di level Rp14.482 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk ( BNLI ), Josua Pardede, mengatakan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memutuskan mempertahankan kebijakan dovish. ECB melihat meski ada momen pemulihan ekonomi Eropa, namun belum secepat yang diharapkan. "Ini membuat euro melemah dan indeks dolar AS menguat. Rupiah jadi ikut terdepresiasi," kata Josua saat dihubungi Ipotnews, Jumat siang.
ECB pada Kamis (22/7) mempertahankan kebijakan moneter stabil, tetapi mengubah panduan yang mencerminkan target inflasi baru-baru ini meningkat. ECB berjanji mempertahankan sikap terus akomodatif sampai seluruh targetnya terpenuhi secara konsisten.
Faktor kedua, klaim tunjangan pengangguran AS naik melebihi perkiraan. "Ini menjadi sentimen negatif sehingga menguatkan dolar AS sebagai safe haven asset," ujar Josua.
Data menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika meningkat 51.000 menjadi 419.000 yang disesuaikan secara musiman, untuk pekan yang berakhir hingga 17 Juli, level tertinggi sejak pertengahan Mei. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan 350.000 aplikasi untuk minggu terakhir.
Faktor ketiga, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan diperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada di kisaran 3,5% hingga 4,3%.
Padahal sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa berada di kisaran 4,1% hingga 5,1%. Perkiraan itu merupakan koreksi dari optimisme sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 4,3% hingga 5,3%.
"Penurunan proyeksi ini seiring dengan penyebaran Covid-19 varian Delta yang memang meningkatkan jumlah kasus harian pada akhir Juni 2021 dan akhirnya membuat pemerintah melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM ) pada awal kuartal III-2021," ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (22/7).
Josua mengakui revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 oleh BI menjadi sentimen negatif bagi rupiah. "Ini juga salah satu faktor yang membuat rupiah terdepresiasi," tutup Josua.
(Adhitya)

Sumber : Admin