Reli Mulai Kehilangan Momentum, "Greenback" Tergelincir
Tuesday, May 22, 2018       16:09 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh, Selasa, dari level tertinggi lima bulan, kehilangan momentum setelah reli yang didorong kenaikan imbal hasil US Treasury dan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika-China.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir diperdagangkan pada posisi 93,367, turun dari tingkat tertinggi lima bulan, yakni 94,058, yang dicapai Senin, demikian laporan  Reuters , di London, Selasa (22/5).
Prospek resolusi untuk mengakhiri ketegangan perdagangan Amerika Serikat-China memperkuat dolar pada transaksi Senin.
Tetapi penurunan dalam imbal hasil US Treasury bertenor 10-tahun dari tingkat tertinggi tujuh tahun yang dicapai pekan lalu, mendorong para  trader  untuk mengambil keuntungan pada taruhan dolar yang  bullish , kata Gavin Friend, analis NAB di London.
"Itu salah satu lompatan dari lonjakan dolar, jadi bagi saya ini terlihat seperti sedikit  profit taking ," ujar Friend.
Setelah mengalami tekanan cukup lama, dolar melonjak 5,4 persen sejak pertengahan Februari, lompatan terbesar mata uang itu sejak 2015.
Selama sebulan terakhir, dolar didukung oleh data ekonomi Amerika yang secara umum relatif solid, yang mendukung pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve tahun ini.
Dolar juga mampu menguat terhadap euro yang dipengaruhi oleh kekhawatiran ketidakpastian politik di Italia.
Partai anti-kemapanan Italia, Five Star Movement dan sayap kana, League, Senin, mengusulkan Giuseppe Conte, profesor hukum yang kurang dikenal, sebagai perdana menteri untuk memimpin pemerintah koalisi mereka.
Petang ini (WIB), euro naik 0,3 persen menjadi USD1,1827, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah sejak sekitar pertengahan November.
Pekan ini akan menghadirkan ujian lebih lanjut bagi euro dengan rilis data PMI untuk Mei, Rabu, dan pasar menunggu untuk melihat apakah perlambatan kuartal pertama di Eropa berlanjut ke triwulan berikutnya.
"Kami melihat PMI yang dirilis sebagai  flash point  bagi euro dan melihat risiko penurunan pada angka manufaktur," ucap Elsa Lignos, Kepala Global Strategi FX di RBC.
Analis di Rabobank mengatakan mereka telah merevisi target untuk euro versus dolar menjadi 1,15. (ef)

Sumber : Admin