Risiko Ekonomi Terus Meningkat, Dolar Bertahan di Jalur Apresiasi
Friday, July 17, 2020       08:23 WIB

Ipotnews - Dolar mempertahankan penguatan terhadap sebagian besar mata uang, Jumat pagi, karena kekhawatiran lonjakan kasus virus korona mulai membatasi aktivitas ekonomi menarik aliran  safe-haven  ke mata uang Amerika tersebut.
Satu pengecualian adalah euro, yang didukung dengan baik oleh harapan bahwa pejabat Eropa akan menyetujui langkah-langkah stimulus fiskal pada KTT yang akan dimulai Jumat.
Beberapa investor mengatakan mereka mulai melihat tanda-tanda yang meresahkan dalam data baru-baru ini bahwa lonjakan infeksi virus korona mengancam ekonomi Amerika Serikat, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Jumat (17/7).
Yang lain merujuk pada perseteruan diplomatik yang melebar antara Amerika Serikat dan China sebagai alasan untuk menghindari perdagangan berisiko, yang seharusnya menjaga dolar tetap didukung untuk saat ini.
"Dolar tampak seperti tempat berlindung yang aman saat ini karena kekhawatiran tentang kembalinya ke penguncian virus korona," kata Minori Uchida, Kepala Riset MUFG Bank.
"Tetapi saya khawatir dolar akan mulai kehilangan status ini jika imbal hasil US Treasury jangka panjang terus turun."
Dolar berada di posisi 107,29 yen di pasar Asia, Jumat pagi, menyusul kenaikan 0,3% di sesi sebelumnya.
Euro bertahan stabil di USD1,1389 dan sedikit lebih tinggi terhadap poundsterling Inggris pada 90,66 pence. Sterling sedikit berubah menjadi USD1,2560.
Dolar bertengger di 0,9456 franc Swiss, mendekati level tertinggi sejak 3 Juli. Sepanjang pekan ini, dolar berada di jalur untuk mencatatkan apresiasi versus yen, sterling, dan franc Swiss karena arus masuk  safe-haven. 
Lonjakan kasus infeksi virus korona memaksa California dan negara bagian AS lainnya untuk setidaknya menutup sebagian aktivitas ekonomi, meningkatkan kekhawatiran ekonomi dan pasar tenaga kerja akan terus tertekan.
Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan larang perjalanan semua anggota Partai Komunis China ke Amerika, menurut narasumber, dalam suatu langkah yang pasti akan menambah ketegangan pada hubungan antara Washington dan Beijing.
Pekan ini Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap China dalam perselisihan luas mengenai kebebasan sipil, akses ke teknologi, serta klaim teritorial, dan beberapa analis menyamakannya dengan perang dingin yang baru.
Yuan stabil di perdagangan  offshore  tetapi bisa menghadapi tekanan jual begitu pasar  onshore  dibuka karena investor semakin khawatir tentang bagaimana China akan melakukan pembalasan.
Euro akan menjadi perhatian utama, Jumat, ketika pemimpin Uni Eropa akan bertemu di Brussels untuk mengatasi perbedaan pandangan atas paket stimulus yang diusulkan.
Tekanannya begitu tinggi karena pandemi virus korona menyebabkan kerusakan yang cukup besar dan beberapa tindakan jangka pendek yang mendukung pasar tenaga kerja akan segera berakhir. (ef)

Sumber : Admin