Risk Appetite Membaik, Dolar Tergelincir Bersama Imbal Hasil Amerika
Thursday, July 07, 2022       13:51 WIB

Ipotnews - Dolar  safe-haven  menjauh dari dekat level tertinggi dua dekade terhadap mata uang utama, Kamis, mengikuti pelemahan imbal hasil US Treasury, sementara ekuitas berjangka Amerika Serikat melanjutkan kenaikan karena investor terus menelaah prospek ekonomi.
Euro bangkit kembali dari dekat level terendah dua dekade, sementara dolar Australia yang terkait komoditas melonjak di tengah rebound harga tembaga dan minyak mentah, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Kamis (7/7).
Indeks Dolar (Indeks DXY) - yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama - tergelincir 0,22% menjadi 106,82, menjauh dari puncak 107,27 tadi malam, level yang tidak terlihat sejak akhir 2002.
Imbal hasil US Treasury 2-tahun, yang melambung dari dekat posisi terendah satu bulan ke posisi tertinggi 3,006% tadu malam, menyusut kembali ke 2,9629%.
S&P 500berjangka menunjukkan kenaikan 0,3% untuk indeks saham Amerika itu pada sesi pembukaan.
Euro rebound 0,25% menjadi USD1,01845 setelah jatuh serendahnya USD1,01615 pada sesi Rabu, juga untuk pertama kalinya sejak akhir 2002.
Aussie melompat 0,55% menjadi USD0,6820, setelah tenggelam ke tingkat terendah dua tahun di USD0,67615 pada sesi Rabu.
Minyak mentah berjangka Brent kembali bergerak menuju USD101 per barel dan tembaga melambung 3%.
"Sentimen risiko tampaknya berada dalam kondisi yang wajar di Asia, dan  yield  AS mundur sedikit, jadi semuanya cocok untuk mendorong dolar AS mundur sedikit dari level tertingginya," kata Ray Attrill, analis National Australia Bank.
"Komoditas tidak mengalami kesulitan seperti pada awal pekan, jadi ada cerita positif bagi mata uang komoditas dan pro-siklikal, dan dolar AS yang lebih lemah secara keseluruhan adalah  counterpart  dari itu."
Investor mencermati risiko resesi Amerika dengan kenaikan suku bunga Federal Reserve secara agresif.
Risalah pertemuan Juni yang dirilis Rabu - ketika pembuat kebijakan menaikkan suku bunga 75 basis poin, terbesar sejak 1994 - mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa inflasi yang memburuk akan menghapus kepercayaan pada kemampuan The Fed untuk mengendalikannya.
Beberapa data ekonomi yang melambat meningkatkan spekulasi bahwa kondisi yang lebih ketat sudah menghasilkan efek, tetapi data tadi malam menunjukkan lowongan pekerjaan Amerika menyusut kurang dari ekspektasi pada Mei, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang masih ketat, yang dapat membuat The Fed tetap ofensif.
Rilis ekonomi dari AS yang berikutnya adalah laporan ketenagakerjaan untuk periode Juni, Jumat. Ekonom yang disurvei  Reuters  memperkirakan pengusaha menambahkan 268.000 non-farm payrolls selama bulan tersebut.
Dolar sedikit berubah di 135,85 yen, berkonsolidasi di sekitar level itu setelah mundur dari tingkat tertinggi 24 tahun di 137,00 pada akhir bulan lalu.
Analis memperkirakan pasangan ini akan tetap di atas 130 pada akhir tahun, meski hanya tujuh dari 61 responden yang memperkirakan dolar-yen akan lebih lemah dari sekarang, dengan empat di antaranya memprediksi lonjakan ke posisi 140, berdasarkan jajak pendapat  Reuters .
Poundsterling meninggalkan level terendah dua tahun di tengah pelemahan dolar, bahkan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjuang untuk mempertahankan jabatannya saat terjadi upaya pendongkelan di dalam partainya.
Pound naik 0,25% menjadi USD1,19515, setelah penurunan tadi malam ke level terendah sejak Maret 2020 di USD1,1877. (ef)

Sumber : Admin