Rugi Bersih di 9M24 Membengkak, Saldo Laba LINK Melorot 25,81% Jadi Rp2,3 Triliun
Tuesday, November 12, 2024       16:14 WIB

Ipotnews - Selama sembilan bulan pertama tahun ini, PT Link Net Tbk () menderita rugi bersih mencapai Rp801,54 miliar atau membengkak 192,52 persen (year-on-year), sehingga saldo laba yang belum dicadangkan per 30 September 2024 melorot 25,81 persen (year-to-date) menjadi Rp2,3 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan untuk periode berakhir 30 September 2024 yang dikutip Selasa (12/11), emiten di bawah kendali Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd ini hanya membukukan pendapatan Rp1,64 triliun atau anjlok 14,58 persen (y-o-y).
Untuk periode berakhir 30 September 2024, Linknet mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp1,3 triliun atau melonjak 57,1 persen dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan di periode yang sama 2023 sebesar Rp824,93 miliar.
Lonjakan rugi sebelum pajak penghasilan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan beban penyusutan sebesar 5,83 persen (y-o-y) menjadi Rp1,27 triliun dan ditambah lagi dengan adanya peningkatan beban keuangan sebesar 33,57 persen (y-o-y) menjadi Rp489 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan hingga Kuartal III-2024 yang sebesar Rp75,22 miliar, maka rugi periode berjalan yang dicatatkan menjadi Rp801,54 miliar atau melambung 192,52 persen dibandingkan dengan rugi periode berjalan hingga Kuartal III-2024 yang sebesar Rp274,01 miliar.
Sementara itu, besaran rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di periode Januari-September 2024 juga sebesar Rp801,54 miliar atau membengkak 192,52 persen dibandingkan dengan rugi bersih di periode yang sama 2023 sebesar Rp274,01 miliar.
Akibat adanya peningkatan rugi bersih tersebut, maka saldo laba yang belum dicadangkan per 30 September 2024 tersisa Rp2,3 triliun atau melorot 25,81 persen (y-t-d). Namun, total ekuitas hingga akhir Kuartal III-2024 tercatat meningkat 24,77 persen (y-t-d), terutama disebabkan adanya kenaikan sebesar 139,55 persen (y-t-d) pada akun tambahan modal disetor menjadi Rp3,21 triliun.
Adapun kenaikan tambahan modal itu utamanya dikarenakan transaksi atas reorganisasi dengan , pemegang saham pada 2011, yakni sebesar Rp93,38 miliar (saldo debit) dan selisih antara imbalan yang diterima maupun nilai tercatat di bisnis B2C yang dialihkan kepada , entitas sepengendali pada 2024 sebesar Rp1.87 triliun (saldo kredit).(Budi)

Sumber : admin