Rugi di Semester I-2023, Saham MDKA dan MBMA Ambles
Monday, October 02, 2023       10:30 WIB

IDXC hannel - Saham tambang tembaga dan emas PT Merdeka Copper Gold Tbk () dan anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk () kompak melemah pada sesi I perdagangan Senin (2/10/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham anjlok 5,90 persen ke Rp2.710 per saham. Nilai transaksi Rp70,21 miliar dan volume 25,25 juta saham.
Saham melanjutkan penurunan 4,95 persen pada Jumat (29/9) pekan lalu.
Dus, dalam sepekan saham ambles 16,05 persen dan dalam sebulan turun tajam 19,76 persen.
Setali tiga uang, saham terkoreksi 0,62 persen ke Rp800 per saham, usai terjungkal hingga minus 5,85 persen pada Jumat.
Saham merosot 13,44 persen dalam seminggu belakangan.
Sebelumnya, menelan rugi sebesar USD49,21 juta atau Rp761,73 miliar pada semester I-2023. Angka ini berbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan laba USD96,79 juta.
Di sisi lain, pendapatan usaha tercatat sebesar USD520,03 juta atau Rp8,04 triliun, naik 52,32 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD341,40 juta.
Secara rinci, penjualan emas, perak, katoda tembaga, feronikel dan nickel matte ekspor tercatat sebesar USD354,63 juta.
Kemudian, penjualan emas, perak, katoda tembaga, feronikel dan nickel matte domestik tercatat sebesar USD166,78 juta, serta pendapatan segmen lainnya sebesar USD2,16 juta.
Meski demikian, beban pokok pendapatan bengkak 99,95 persen menjadi USD473,89 juta atau Rp7,33 triliun. Sementara, beban umum dan administrasi perseroan tercatat sebesar USD27,72 juta atau Rp429,17 miliar.
Per Juni 2023, total nilai aset tercatat sebesar USD4,59 miliar atau Rp71,17 triliun, tumbuh 18,61 persen dari posisi akhir Desember 2022 sebesar USD3,87 miliar. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar USD2,03 miliar dan ekuitas sebesar USD2,56 miliar.
Sepanjang 2023, menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD750 juta atau sekitar Rp11,14 triliun.
Secara rinci, sebesar USD250 juta dari capex yang dianggarkan akan digunakan perseroan untuk proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang dikelola oleh anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (). Kemudian, sebesar USD90 juta akan digunakan untuk tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).
Sementara, membukukan rugi bersih sebesar USD19,65 juta atau sekitar Rp303,12 miliar pada semester I-2023. Ini berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencetak laba sebesar USD33,42 juta.
Meski demikian, pendapatan perseroan mengalami kenaikan 172,07 persen menjadi USD350,97 juta atau Rp5,44 triliun, dari sebelumnya sebesar USD128,99 juta. Secara rinci, pendapatan segmen NPI tercatat sebesar USD298,77 juta dan segmen nikel matte mencatatkan pendapatan USD52,20 juta.
Namun, sejumlah beban turut mengalami kenaikan, di mana beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi USD332,55 juta atau Rp5,16 triliun, dari sebelumnya sebesar USD107,13 juta.
Beban usaha perseroan juga naik menjadi USD60.811 atau Rp943,78 juta, serta beban umum dan administrasi naik menjadi USD17,43 juta atau Rp270,64 miliar.
Total nilai aset hingga akhir Juni 2023 tercatat sebesar USD3,05 miliar atau Rp47,33 triliun, tumbuh 25,95 persen dari posisi akhir Desember 2022 sebesar USD2,42 miliar.
Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD944,03 juta dan ekuitas sebesar USD2,10 miliar.
Sebagai informasi, SCM merupakan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia, yang mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar nikel 1,22 persen) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar kobalt 0,08 persen).
Lalu, sebesar USD110 juta akan dialokasikan untuk pengembangan proyek emas Pani yang ditargetkan dapat menghasilkan lebih dari 450 ribu ons emas per tahun.
Sedangkan sebesar USD130 juta akan dialokasikan untuk pembangunan smelter Zhao Hui Nickel (ZHN). Sisa capex akan dialokasikan untuk modal kerja.

Sumber : idxchannel.com