Rupiah Menguat Setelah Ada Sinyal Pemotongan Suku Bunga The Fed Tiga Kali Tahun Ini
Thursday, March 21, 2024       12:29 WIB

Ipotnews - Pelaku pasar merepons positif sinyal Federal Reserve tadi malam yang mempertahankan proyeksi penurunan suku bunga tahun ini sebanyak 3 kali tahun ini. Hal ini membuat kurs rupiah menguat terhadap dolar AS siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (21/3) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.664 per dolar AS, menguat 59 poin atau 0,38% dibandingkan Rabu sore (20/3) di level Rp15.723 per dolar AS.
Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan the Fed, sesuai ekspektasi, memutuskan untuk menahan Federal Funds Rate (FFR) pada rentang 5,25% - 5,5%. Selain itu the Fed juga mempertahankan proyeksi penurunan suku bunga tahun ini sebanyak 3 kali.
"Hal ini disambut positif oleh pasar," kata Rully dalam keterangan tertulis, hari ini.
Prospek ekonomi AS masih cukup baik dengan inflasi tetap menunjukkan tren menurun. "Dengan demikian, semakin kecil kemungkinan ekonomi AS mengalami resesi," ujar Rully.
Investor asing di pasar saham kemarin kembali mencatatkan net buy, kali ini sebesar Rp354,4 miliar, sehingga sepanjang bulan Maret asing mencatatkan inflows Rp8,9 triliun.
"BI sesuai ekspektasi, menahan BI rate pada level 6,0% dan masih mempertahankan stance kebijakan yang pro-stability," pungkas Rully.
Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan di level 6%. Hal itu diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Maret 2024. "Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI Rate pada level 6%," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers RDG BI di Jakarta, Rabu (20/3).
Demikian pula suku bunga Deposit Facility juga tetap berada di level 5,25%, dan suku bunga Lending Facility di level 6,75%. Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stability, yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Keputusan tersebut juga sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali. "Sehingga, inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,51% di 2024," ujar Perry.
(Adhitya)

Sumber : admin