Rupiah Sesi Siang Flat, Sentimen Abai Terhadap Risiko Sempat Jadi Katalis Positif 
Thursday, April 22, 2021       12:48 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berakhir flat pada penutupan siang ini. Rupiah berada di level Rp14.530 per dolar AS. Posisi tidak berubah sama dengan penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin (21/4).
Direktur PT Solid Gold Berjangka, Dikki Soetopo, mengatakan bahwa faktor eksternal memberikan sentimen positif terhadap penguatan kurs rupiah seiring investor meyakini bahwa ekonomi bakal pulih dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). "Ini mendorong investor lebih berani bermain agresif dengan memburu aset-aset berisiko," kata Dikki saat dihubungi Ipotnews, Kamis siang.
Sikap investor yang sedang risk-off (abai terhadap risiko) ini menguntungkan rupiah. Sebab, arus modal yang mengalir ke pasar keuangan negara berkembang menjadi deras, termasuk ke Indonesia. Tentu ini akan menjadi bekal bagi rupiah untuk menapaki jalur hijau.
Selain sentimen pelaku pasar yang membaik, indeks dolar AS yang kemarin berakhir turun tipis 0,1% setelah sempat menguat tentunya membuka ruang bagi rupiah untuk kembali menguat. Apalagi di pagi hari ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali turun 0,06%. "Hal ini seharusnya sangat mendukung prospek penguatan rupiah pada hari ini," ujar Dikki.
Sayangnya sentimen dalam negeri justru negatif setelah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (20/4) kemarin mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Sentimen negatif yang dimaksud adalah pada saat itu BI menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1% - 5,1% dari sebelumnya 4,3% - 5,3%.
Sementara PPKM Mikro diterapkan mulai 11 Januari 2021, berlaku selama dua mingguan dan sampai saat ini terus diperpanjang. Ini menjadi sentimen negatif karena memperlambat kecepatan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampaknya.
"Selama PPKM masih terus berlangsung, maka mobilitas masyarakat tentunya akan terbatas, sehingga pemulihan roda perekonomian masih akan berjalan dengan perlahan," tutup Dikki.
(Adhitya)

Sumber : Admin

berita terbaru