Rupiah Melemah Tipis Tertekan Gerak Naik Indeks Dolar AS
Friday, April 23, 2021       15:52 WIB

Ipotnews - Indeks dolar Amerika Serikat masih mengalami penguatan di akhir pekan. Ini membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah tipis di tengah sentimen positif dari dalam negeri.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (23/4) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.525 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 5 poin atau 0,03% dibandingkan penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (22/4) di level Rp14.520 per dolar AS.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi, mengatakan kurs rupiah melemah karena memang indeks dolar AS menguat di hari Jumat. Dolar menguat terhadap mata uang lainnya, karena investor menunggu pertemuan The Federal Reserve AS pada minggu depan.
"Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun karena investor menimbang prediksi Presiden AS Joe Biden hampir pasti akan menggandakan pajak atas capital gain menjadi 39,6% bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari USD1 juta setahun. "Kebijakan ini untuk mendanai stimulus USD1 triliun untuk perawatan anak, tunjangan pra- pendidikan taman kanak-kanak dan cuti berbayar untuk pekerja," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat sore.
Menguatnya indeks dolar AS juga karena sentimen positif berkat klaim tunjangan pengangguran AS mencapai level terendah dalam 13 bulan terakhir di 547.000 klaim selama seminggu terakhir. Capaian ini lebih rendah dari perkiraan pasar yang semula memperkirakan 617.000 klaim tunjangan penganggura. Sementara sebanyak 586.000 klaim telah diajukan dalam minggu sebelumnya.
Dari dalam negeri, Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) dan Standard and Poor's (S&P) masih tetap mempertahankan peringkat kredit Indonesia dan ini menunjukkan pemulihan ekonomi dalam negeri tetap sesuai jalur. Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat Indonesia tetap pada posisi BBB+ outlook stable sedangkan Standard and Poor's (S&P) pada BBB outlook negatif.
Keputusan R&I dan S&P ini memberikan konfimasi bahwa langkah penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Indonesia berjalan sesuai dengan rencana. Penilaian peringkat kredit Indonesia yang dipertahankan oleh R&I dan S&P ini melengkapi Fitch yang juga mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada 22 Maret 2021. Ini menjadi sentimen positif sehingga laju pelemahan kurs rupiah berlangsung tipis pada sore ini.
Dalam jangka menengah, S&P optimistis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas rata-rata negara lainnya yang didorong oleh kebijakan reformasi struktural melalui pengesahan UU Cipta Kerja, dan berbagai kemudahan di bidang perpajakan serta fleksibilitas kebijakan ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja dinilai dapat mendorong penciptaan lapangan kerja terutama di sektor manufaktur.
"Dengan rating yang diberikan oleh berbagai lembaga pemeringkat internasional, wajar kalau optimisme upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Indonesia sehingga diperkirakan tumbuh sebesar 4,5% pada 2021 dan 5,4% pada 2022," tutup Ibrahim. (Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru