Rupiah Menguat Tajam, Merespon Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS
Thursday, October 14, 2021       16:15 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupia terhadap dolar AS menguat tajam terhadap dolar AS, merespon penurunan imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi AS menunjukkan kenaikan yang kuat pada September lalu.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (14/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah ditutup pada level Rp14.117 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 100 poin atau 0,70% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore kemarin (13/10) di level Rp14.217 per dolar AS.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka,Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah menguat tajamkarena imbal hasil obligasi AS turun setelah data inflasi AS menunjukkan kenaikan yang kuat dari bulan sebelumya. "Sementara risalah dari pertemuan The Federal Reserve September mengkonfirmasi tapering akan dimulai segera," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis sore.
Indeks harga konsumen AS periode September naik 0,4% dari bulan sebelumnya, atau 5,4% ( year on year /yoy). Angkatersebut lebih tinggi dari jajak pendapat Dow Jones terhadap para ekonom yang menngekspektasikan kenaikan0,3% (mom), dan 5,3% (yoy).
"Imbal hasil pada obligasi jangka pendek, yang biasanya bergerak seiring dengan ekspektasi suku bunga, meningkat setelah laporan tersebut, sementara imbal hasil oblogasi AS yang tenor lebih lama turun," ujar Ibrahim.
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi di Q3 2021 sebentar lagi akan dirilis dan diperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sekitar 3,5% sampai 4,5% (yoy). Walaupun turun dibanidingQ2 2021 yang sebesar 7,07%, namun pemerintah masih optimis bahwa perekonomian akan kembali bangkit. Ini menjadi sentimen positif bagi rupiah.
"Mobilitas masyarakat yang membaik mulai akhir Q3 2021 turut menopang belanja masyarakat. Karena itu, konsumsi rumah tangga pun mulai rebound disusul oleh produksi industri manufaktur yang tercatat memasuki fase ekspansi," ujar Ibrahim. (Adhitya)

Sumber : admin