Rupiah Menguat Tipis, Tertolong Optimisme Proyeksi BI Terhadap Pertumbuhan Ekonomi RI
Tuesday, September 21, 2021       16:03 WIB

Ipotnews -Proyeksi Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2021 bisa mencapai 5% menjadi menjadi sentimen positif yang menopang kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar AS pada sore ini.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (20/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.237 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 5 poin atau 0,04% dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Senin sore kemarin (20/9) di level Rp14.242 per dolar AS.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk (), Reny Eka Putri mengatakan bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI pada Q3 2021 yang mencapai 5% meningkatkan optimisme pelaku pasar pada prospek pemulihan ekonomi RI pada tahun ini. "Proyeksi ini lebih tinggi dari berbagai proyeksi yang ada sebelumnya untuk Q3 2021," kata Reny saat dihubungi Ipotnews, Selasa sore.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (21/9), mengakui proyeksi ini sedikit lebih rendah dari realisasi pada kuartal sebelumnya. Perry menyadari, perekonomian Indonesia mengalami pelemahan pada Juli 2021 seiring dengan pengetatan mobilitas saat lonjakan Covid-19. Kondisi ini terjadi hingga awal Agustus.
Tetapi berikutnya kasus Covid-19 di RI yang mulai menurun membuat pemerintah kembali melonggarkan mobilitas dan berdampak positif terhadap perekonomian. Pada kuartal IV 2021, BI memperkirakan ekonomi bisa tumbuh sebesar 4,5%.
"Terbukti tidak ada lagi daerah dengan level 4 di Jawa Bali sekarang. Penanganan Covid-19 semakin membaik," ujar Reny.
Faktor kedua, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi pasar. "Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 September 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," ujar Perry.
BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak berubah sejak Februari 2021. Artinya, suku bunga acuan sudah bertahan selama tujuh bulan beruntun. "Keputusan RDG September 2021 sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Pasar menyambut baik karena membantu pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi," jelas Reny.
Hanya saja penguatan kurs rupiah berlangsung tipis karena terhambat faktor eksternal. Minggu ini pelaku pasar menanti dan mewaspadai hasil Federal Open Market Committee ( FOMC ) meeting The Federal Reserve AS yang berlangsung pada 21-22 September.
Selain itu pelaku pasar juga mencemaskan skandal China Evergrande Group, perusahaan properti terbesar kedua di Tiongkok berdasarkan penjualan, terancam bangkrut karena terlilit utang hingga USD300 miliar.
"Pelaku pasar cemas kasus Evergrande ini akan berdampak besar pada pasar keuangan China," tutup Reny.(Adhitya)

Sumber : admin