SMBR Konsisten Jalankan Bisnis Berkelanjutan Dengan Enam Strategi
Saturday, December 07, 2024       07:49 WIB

Ipotnews - PT Semen Baturaja Tbk () berkomitmen penuh untuk menjaga keseimbangan bisnis yang kini sudah memasuki usia ke 50 dengan menjaga kelestarian alam. Perusahaan juga secara aktif mendukung pencapaian target nett zero emission (NZE) tahun 2060 yang digalakkan oleh pemerintah.
Muhammad Syafitri, Direktur Operasi menjelaskan upaya untuk mendukung pencapaian bisnis berwawasan lingkungan dan target NZE adalah dengan menjalankan enam strategi utama. Keenam strategi ini saling berkaitan dan dilakukan secara simultan dan hingga kini terus berjalan sebagai wujud komitmen perseroan melaksanakan kesepakatan yang ditetapkan dalam Paris Agreement beberapa waktu lalu.
"Di alam Paris Agreement, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan efek emisi gas rumah kaca (GRK) untuk beberapa sektor termasuk dalam hal ini industri semen, dimana target penurunan GRK pada industri ini sebesar 11,1 persen," kata Muhammad Syafitri saat paparan publik di Jakarta, Jumat (6/12).
Strategi pertama yaitu dengan mengurangi penggunaan klinker dalam proses produksi semen. Dengan menurunkan porsi klinker maka penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembuatan kliner akan turun. Dalam pembuatan kliner dibutuhkan proses pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi dimana sumber utama dalam proses pembakaran menggunakan batubara.
Tercatat, hingga periode September 2024, perseroan mampu menurunkan porsi penggunaan klinker hingga mencapai 59,7 persen. Porsi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode tahun 2023 secara full year yang mencapai 68,6 persen.
Strategi kedua yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan limbah B3 dan Non B3 untuk kebutuhan bahan bakar alternatif sehingga kebutuhan bahan bakar utama khususnya batubara akan semakin berkurang. Dipastikan dalam penggunaan limbah ini disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. "Penggunaan limbah ini bisa menjadi pengganti batubara sebagai sumber energi," katanya.
Strategi ketiga, aktif memanfaatkan teknologi expert optimizer yang akan mendukung stabilisasi dan optimalisasi parameter proses produksi semen. Teknologi ini diterapkan dalam proses produksi pada raw mill, kiln, dan cement mill. Selain mampu menghemat penggunaan energi, penggunaan teknologi ini berdampak pada peningkatan kapasitas produksi.
"Penggunaan teknologi expert optimizer ini proses kontrolnya menggunakan AI (Artificial Intelligence). Dengan menggunakan ini kami berhasil menurunkan penggunaan energi listrik dan lainnya," sambung Muhammad Syafitri.
Strategi keempat, menerapkan manajemen prioritas plant yang beroperasi yang didasarkan pada tingkat efektifitasnya. Saat ini manajemen lebih memprioritaskan proses produksi semen pada fasilitas plant Baturaja II dibandingkan plant Baturaja I. Hal ini karena penggunaan mesin produksi dan teknologi pada plant Baturaja I dan plant Baturaja II berbeda, dimana pada plant Baturaja II lebih mutakhir dibandingkan plant Baturaja I.
"Kita tahu bahwa Plant Baturaja I dibangun tahun pada tahun 1980an dimana tingkat efisiensinya lebih rendah karena menggunakan teknologi yang lama, sehingga saat ini kami memprioritaskan produksi melalui Plant Baturaja II karena tingkat efektivitasnya," lanjut Muhammad Syafitri.
Strategi kelima, manajemen secara aktif memanfaatkan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) yang diaplikasikan pada rumah dinas di Palembang, Wisma Ganesha di Baturaja di Sumatera Selatan. Penggunaan sumber energi tenaga surya ini dipastikan dapat menghemat penggunaan listrik yang disuplai oleh PLN.
Langkah keenam yaitu dengan melakukan penggantian lampu-lampu baik di rumah dinas maupun di area produksi dengan lampu jenis LED sehingga konsumsi listrik jauh lebih efisien. "Penggunaan lampu LED ini dilakukan di area pabrik dan kantor Semen Baturaja baik di pabrik Panjang, pabrik Palembang ataupun di pabrik Baturaja," ulasnya.
Berbagai upaya penurunan emisi karbon yang telah dilakukan hingga periode September di tahun ini mampu menekan emisi hingga 567 kgCO2/ton Cem. Rasio penurunan ini lebih baik dibandingkan realisasi di tahun 2023 yang mencapai 577 kgCO2/ton Cem.
bersama Semen Indonesia Group (SIG) juga secara simultan juga aktif melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi di area tambang serta melakukan sejumlah penanaman pohon yang memiliki kemampuan menyerap emisi lebih besar. Hingga kini aksi reklamasi dan revegetasi yang telah dilakukan mencakup area seluas 44,8 hektar.
(Marjudin)

Sumber : admin