Saham Emiten Farmasi Tertekan Profit Taking di Hari Perdana Vaksinasi Covid-19
Wednesday, January 13, 2021       15:59 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) menunjukkan penguatan pada hari ini, Rabu (13/1), berkat sentimen positif pelaksanaan hari pertama vaksinasi Covid-19. Namun harga saham sejumlah emiten farmasi justru mengalami pelemahan alias memerah.
Mengutip data Ipotnews, Rabu (13/1) :
1. Harga saham PT Indofarma Tbk () hari ini ditutup pada level 6.500, menurun -6,81% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 6.975.
2. Harga saham PT Kimia Farma Tbk () hari ini ditutup pada level 6.500, menurun -6,81% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 6.975.
3. Harga saham PT Kalbe Farma Tbk () hari ini ditutup pada level 1.565, menurun -6,85% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 1.680.
4. Harga saham PT Pyridam Farma Tbk () hari ini ditutup pada level 1.380, menurun -6,76% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 1.480.
5. Harga saham PT Phapros Tbk () hari ini ditutup pada level 2.460, menurun -6,82% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 2.640.
6. Harga saham PT Tempo Scan Pacific Tbk () hari ini ditutup pada level 1.910, menurun -6,83% dibanding penutupan Selasa sore (12/1) di level 2.050.
Analis Utama Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa IHSG sebetulnya mengalami penguatan karena terdorong oleh sentimen positif berkat dimulainya vaksinasi Covid-19 yang dimulai di Indonesia hari ini. "Untuk emiten farmasi ini ada sebabnya. Selama ini harga saham sejumlah emiten farmasi mengalami kenaikan cukup signifikan karena euforia jelang vaksinasi. Hari ini terjadi aksi profit taking oleh investor," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews, Rabu sore.
Kedua, muncul berita para peneliti di Brasil mengungkap hasil terbaru efikasi vaksin COVID-19 Sinovac. Dari uji klinis ditemukan vaksin Sinovac hanya 50,4% efektif mencegah infeksi. Capaian ini menurun jauh di bawah persentase yang diumumkan pekan lalu.
"Ini membuat muncul sentimen negatif di sebagian pelaku pasar. Karena vaksin yang saat ini kita gunakan juga produk Sinovac dari China," ujar Nafan.
Dikutip dari Reuters, ilmuwan dan pengamat mengecam pusat biomedis Butantan karena merilis sebagian data pada minggu lalu yang menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis. Kebingungan mungkin menambah skeptisisme di Brasil tentang vaksin China.
Walau demikian, Nafan menegaskan harga saham emiten farmasi sangat mungkin kembali menguat. Penanganan pandemi Covid-19 yang membutuhkan vaksinasi akan berlangsung dalam jangka panjang. Artinya kebutuhan akan vaksin dan perlengkapan medis yang menunjang vaksinasi maupun penanganan pandemi secara umum masih panjang.
"Kinerja fundamental emiten farmasi sangat mungkin semakin mengalami perbaikan seiring berjalannya waktu. Jadi harga sahan emiten sektor ini sangat mungkin kembali menguat dalam jangka panjang," tutup Nafan.(Adhitya)

Sumber : admin