Sahamnya Tertekan, Dirutnya Beri Penjelasan
Thursday, February 06, 2025       18:43 WIB

JAKARTA, investor.id- Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini ambles 2,12% pada penutupan perdagangan Kamis (6/2/2025) ke level 6.875.
Pergerakan IHSG tak luput dari kinerja emiten big caps perbankan yang jugaterkoreksi pada hari ini. Penurunan cukup dalamterjadi pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk () yang turun 7,69% atau 425 ke level 5.100.
Adapun, secara konsolidasi mencatatkan kinerja yang solid, denganmembukukan laba bersih sebesar Rp 55,78 triliun, tumbuh tipis 1,31% secara tahunan ( year on year /yoy).
Perolehan laba tersebut didukung dari pendapatan bunga bersih ( net interest income /NII) yang tumbuh 6,12% (yoy) menjadi Rp 101,76 triliun. NII yang tumbuh minidikarenakan beban bunga yang meningkat 35% (yoy) menjadi Rp 49,48 triliun di 2024.Sementara itu, pendapatan non bunga tercatat tumbuh 4,12% (yoy) menjadi Rp 42,32 triliun sepanjang 2024.
Fundamental Baik
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan bahwa emiten di pasar modal tidak bisa mengkondisikan pasar. Meskipun telah mencatatkan kinerja yang baik, tetapi faktor lain juga berpengaruh.
"Mekanisme pasar saham tentunya tidak dapat dikondisikan oleh emiten. Secara fundamental sudah melaksanakan public expose untuk kinerja keuangan 2024, di mana kondisi perusahaan sangat baik dan tetap memiliki capacity untuk growing ," urai Darmawan kepada Investor Daily, Kamis (6/2/2025).
Menurut dia, kondisi IHSG yang berada di zona merah disebabkan sejumlah faktor. " Seasonality awal tahun juga ada pengaruh terutama ekpektasi terkait trensuku bunga dan faktor geopolitik global," sambung Darmawan.
Dari sisi rasio keuangan, margin bunga bersih ( net interest margin/ NIM) berada di level 5,15%, sedikit melandai dari tahun sebelumnya 5,48%. Sementara itu, return on equity (ROE) di level 21,2%, dan return on asset (ROA) di posisi 2,42% pada akhir 2024. Biaya kredit atau cost of credit mengalami perbaikan menjadi 0,79% dari sebelumnya 0,85%.
Perolehan laba bersih tersebut juga didukung dari pertumbuhan kredit yang jauh melesat dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri mencapai 20,7% (yoy) di akhir 2024, jauh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 10,4% (yoy).
"Kredit Bank Mandiri tumbuh 20,7% (yoy) jauh di atas industri perbankan. Pertumbuhan yang kuat ini membuktikan komitmen besar kami untuk mengakselerasi segmen korporasi beserta ekosistem bisnis turunannya yang berorientasi pada perekonomian masyarakat secara luas, termasuk UMKM ," ucap Darmawan.

Sumber : investor.id