Sambut Ekspektasi Pemulihan 2021, IPIM Tetap Pada Posisi Defensif di Pasar ETF
Monday, January 04, 2021       09:26 WIB

Ipotnews - Pemulihan yang kuat pasar saham global bahkan saat pandemi Covid-19 masih berlangsung di 2020, plus ekspektasi kuat pemulihan ekonomi global 2021 karena mulai dilakukannya vaksinasi, tak menyurutkan Indo Premier Investment Management ( IPIM ) dari sikap waspada dengan menyarankan investor di pasar ETF untuk tetap defensif, saran yang ditelurkan sejak 2019.
IPIM , dalam catatan sepekan Premier Fund Monitor-nya, Senin (4/1), memaparkan bahwa saham naik di sebagian besar pasar utama sepekan terakhir 2020 lalu seiring makin meluasnya peluncuran vaksin di berbagai negara, disetujuinya stimulus lanjutan di AS, sementara UE menyetujui kesepakatan perdagangan dengan Inggris pasca-Brexit dan perjanjian investasi dengan China.
"2020 ternyata menjadi tahun yang solid untuk pasar saham utama, meskipun terjadi pandemi, dengan ekuitas di emerging market meminimalkan kerugian karena ekspektasi tahun pemulihan pada 2021," sebut IPIM dalam catananya.
Pasar saham Asia dengan kinerja terbaik pada tahun 2020 adalah Korea Selatan, Taiwan, Jepang, India, Cina, dan Vietnam, sementara pasar Asia Tenggara sebagian besar melaporkan kerugian kecil untuk tahun ini setelah pemulihan yang kuat dalam beberapa bulan terakhir 2020.
Optimisme ini terlepas dari rekor rawat inap yang tinggi, penemuan jenis virus baru, distribusi vaksin yang lebih lambat dari yang diharapkan di AS, dan penguncian dan pembatasan ekonomi yang diperbarui secara global.
Sementara, data ekonomi yang ringan sepekan lalu menunjukkan penjualan rumah tertunda AS yang lebih lemah di bulan November (-2.6% MoM) tetapi klaim pengangguran mingguan yang lebih baik sebesar 787 ribu (vs. 806 ribu di minggu sebelumnya).
Di Indonesia, IHSG turun 0,49% dalam sepekan terakhir 2020, meskipun arus masuk kecil Rp272 miliar sementara arus keluar asing di pasar obligasi lebih besar yakni Rp1,9 triliun. Saham siklikal di sektor properti, industri dasar, infrastruktur dan pertambangan memimpin penurunan pasar. Di bidang vaksin, Indonesia mendapatkan pasokan 100 juta dosis dari AstraZeneca dan Novavax, selain dari 125 juta dosis dari Sinovac, meskipun vaksinasi ini masih menunggu persetujuan regulator Tanah Air.
Agenda Sepekan ke Depan
Kalender ekonomi utama yang harus diperhatikan sepekan ke depan termasuk data PMI Manufaktur Markit Indonesia (Sen 07:30), PMI Manufaktur Caixin China (Sen 08:45), Inflasi Indonesia (Sen 11:00) & Penjualan Ritel (Sel 10:00), China Caixin Services PMI (Rabu 08:45), Pesanan Pabrik AS (Rabu 22:00), Risalah Fed/FOMC (Kam 02:00), Penjualan Ritel UE (Kam 17:00), Klaim Pengangguran AS (Kam 20:30) & Non Farm Payrolls (Jum 20:30). Di bidang politik, pertemuan Kongres AS pada 6 Januari dijadwalkan mengesahkan kemenangan Joe Biden namun akan menghadapi tantangan dari para sekutu Presiden Trump, sebagai upaya terakhir untuk membatalkan hasil pemilihan presiden AS.
Konklusi Investasi
Pasar ekuitas secara global telah pulih dengan kuat, mengarahkan pemulihan berbentuk V dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan ekuitas pada tahun 2021, karena kejatuhan ekonomi terburuk dari pandemi tampaknya sebagian besar telah berakhir meskipun ada kekhawatiran akan gelombang baru infeksi. IPIM mengaku yakin risiko dari dampak virus korona di Indonesia sudah terserap sepenuhnya oleh pasar karena penilaian P/E IHSG ke depan telah turun ke rata-rata 20 tahun, sementara valuasi pasar global telah kembali ke level tertinggi pra-pandemi 1SD di atas rata-rata jangka panjang.
"Kami memandang valuasi pasar Indonesia menarik dan berharap IHSG terus pulih, didorong oleh katalisator seperti penemuan vaksin, Omnibus Law dan prospek makro Indonesia yang membaik. Dengan prospek pasar bullish yang terus-menerus, kami mempertahankan target IHSG 2021 kami di 6.600, untuk saat ini," papar IPIM .
Rekomendasi ETF
IPIM telah merekomendasikan investor untuk tetap defensif sejak tahun lalu dengan memilih ETF berbasis luas kelolaannya RLQ45 & untuk meminimalkan volatilitas dan ESG ETF (Sri Kehati) atau (Pefindo i-Grade) yang juga dikelola IPIM , yang memiliki posisi bobot besar di saham , yang dianggap sebagai saham defensif pada saat ketidakpastian.
"Harap perhatikan bahwa ETF ESG (Lingkungan, Sosial & Tata Kelola) secara global mencatat rekor arus masuk 2020 di tengah pandemi, setelah kenaikan yang kuat pada 2019."
Lalu, bagi investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari rebound pasar, pilihan IPIM adalah ETF ( MSCI Indonesia Large Cap), yang terdiri dari 15 saham berkapitalisasi besar yang sebagian besar dimiliki oleh investor asing dan karenanya paling terpengaruh oleh penjualan asing sehingga akan mendapatkan keuntungan maksimal dari pemulihan. memiliki kesamaan dengan dan dalam hal bobot besar di sektor perbankan, termasuk di .
Sementara itu, (SM-Infra18) dan ( BUMN ) yang berfokus pada saham BUMN di sektor infrastruktur dan keuangan, kekurangan konstituen defensif seperti dan saham konsumen, sehingga dapat dianggap lebih berisiko selama pandemi. Namun, kedua ETF ini juga memiliki valuasi terendah di antara dana kelolaan IPIM dengan P/E 2021F masing-masing 15,5x dan 15,1x, yang lebih rendah dari valuasi ETF berbasis luas IPIM , yakni RLQ45 (pada 17,3x), (pada 17,1x), dan (pada 16,9x), dan dengan demikian dapat terus memiliki potensi kenaikan yang lebih besar jika pasar saham Indonesia pulih secara berkelanjutan dan investor terus beralih dari sektor-sektor defensif menjadi stok siklus ditopang distribusi vaksin dan pemulihan ekonomi yang diekspektasikan.

Sumber : admin