Sebut Sebagai Pioner, BEI Apresiasi Upaya IndoPremier Dalam Pengembangan ETF
Friday, June 11, 2021       15:21 WIB

Ipotnews - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengapresiasi upaya PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier) sebagai pioner pengembangan exchange traded funds (ETF) yang hingga Juni 2021 sudah berjumlah 47 produk.
"BEI sangat mengapresiasi IndoPremier yang sejak awal menjadi pioner dalam pengembangan ETF dan pada 2021 terus naik menjadi 47 produk," ujar Inarno.
Dia menyebutkan, sejauh ini terdapat berbagai macam produk pasar modal yang dapat dijadikan sumber investasi, salah satunya adalah produk ETF atau reksa dana bursa. "Singkat kata, ETF adalah reksa dana yang diperdagangkan di Bursa, dengan salah satu keunggulan utama adalah settlement T+2 yang jauh lebih cepat dari durasi subscription/redemption reksa dana produk konvensional," kata Inarno saat membuka acara ETFest 2021 yang diselenggarakan IndoPremier di Jakarta, Jumat (11/6).
Dia menyampaikan, melalui serangkaian inisiatif dan dukungan para pelaku pasar dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), produk ETF mengalami perkembangan pesat hingga tahun ini. Sejak 2011, jumlah produk ETF di BEI hingga awal Juni 2021 sudah mencapai 47 produk.
Inarno mengatakan bahwa 2021 merupakan tahun yang penuh dengan harapan untuk pemulihan ekonomi dan peningkatan transaksi ETF, tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan di BEI dalam tiga bulan terakhir.
"Kami mencatat tingginya aktivitas transaksi dan merupakan rekor baru sejak swastanisasi BEI di 1992, di antaranya, yaitu rata-rata nilai perdagangan harian mencapai lebih dari Rp13 triliun per hari atau melonjak dua kali lipat dalam lima tahun terakhir," paparnya.
Selain itu, frekuensi transaksi yang mencapai rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan yang tertinggi di kawasan Asean dalam tiga tahun terakhir. "Hal ini turut diikuti dengan lonjakan volume perdagangan yang mencapai lebih dari 18 miliar lembar saham per hari," ucap Inarno.
Lonjakan transaksi perdagangan di sepanjang 2021, kata Inarno, dipengaruhi oleh tren positif pertumbuhan investor pasar modal. "Kami melihat bahwa pesatnya pemanfaatan teknologi di masa new normal telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan investor dalam setahun terakhir," tuturnya.
Hingga akhir Mei 2021 jumlah investor mencapai lebih dari 2,4 juta investor saham dan 5,37 juta investor di pasar modal. "Dengan kata lain, terdapat peningkatan sebesar 42 persen untuk investor saham dan 38 persen untuk investor pasar modal dari angka di akhir 2020," jelas Inarno.
Rata-rata jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203 ribu investor per hari atau bertumbuh 113 persen dari rata-rata tahun sebelumnya.
Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan investor domestik, terutama investor ritel. Investor ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar, yakni mencapai 48,4 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp9,2 triliun.
"Persentase ini melonjak untuk pertama kalinya di atas 40 persen dalam lima tahun terakhir dan ini berlanjut di 2021. Dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi mencapai hampir 60 persen per akhir Mei 2021," papar Inarno.
Guna dapat memperkuat layanan dan menjaga momentum pertumbuhan pasar modal Indonesia, menurut Inarno, BEI bersama OJK dan SRO lainnya, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis di 2020, salah satu inisiatif tersebut termasuk dengan revitalisasi perdagangan di pasar ETF.
"Semoga kegiatan webinar ETFest 2021 selama tiga hari kedepan dapat memberikan insight positif bagi kita semua dan ke depannya mampu memberikan kontribusi dalam memajukan pasar modal dan perekonomian Indonesia," ujarnya.(Budi)

Sumber : admin