Sejumlah ETF Rawan Profit Taking, Pilih ETF Proxy Pemulihan Ekonomi
Friday, October 22, 2021       10:32 WIB

Ipotnews - Seiring performa saham big caps yang meningkat sejalan dengan kembalinya investor asing didukung oleh pelonggaran PPKM serta kenaikan harga komoditas batubara dan sawit memicu potensi profit taking di beberapa ETF.
"Karakteristik ETF yang mayoritas berisi proxy pemulihan ekonomi seperti perbankan dan otomotif masih menjadi pilihan. Kami masih merekomendasikan ETF yang bersifat broadbased seperti ( IPIM FTSE Indonesia ESG), ( BNPP AM IDX Growth 30), ( IPIM MSCI Large Cap) dan( IPIM LQ45) sebagai pilihan utama. Juga kami melihat ETF ( IPIM IDX High Dividend 20) sebagai pilihan menarik lain dengan eksposur yang besar di sektor batubara yang mendapat keuntungan akibat minimnya supply global," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam catatannya pagi ini, Jumat (22/10).
Dinihari WIB tadi, Wall Street ditutup bervariasi. Laporan keuangan menjadi penggerak index sementara di Asia Pasifik, berpotensi melemah akibat rencana Pemerintah China yang mengatur pembelian harga batubara dibawah pasar, menjadikan sektor komoditas terkoreksi signifikan akibat rencana ini dimana Batubara tercatat di USD181/ton (-14.62%), WTI (-1.86%) dan Nikel (-4.95%).
"Kami prediksi IHSG mendapat sentimen negatif akibat penurunan harga komoditas tersebut, namun di sisi lain sentimen positif dari laporan keuangan yang rilis terutama dari Perbankan akan menjadi support IHSG ."
Berikut update pasar untuk hari ini:
**: 9M21, laba bersih Rp1.5tn (+35% yoy; +125% qoq) diatas estimasi karena biaya kredit (CoC) yang lebih rendah. NIM tercatat meningkat ke 3.5% (Vs 3.1% di 1H20; 3.4% di 1Q21) sejalan dengan estimasi kami. Pertumbuhan pinjaman dari KPR subsidi, consumer dan korporaso. Kami melihat biaya kredit akan meningkat di 4Q21. Maintain Buy.
**: 3Q21, volume industry tumbuh diatas ekspektasi di +6% yoy; +3.6% qoq. Menjadikan volume di 9M21 tumbuh ke 7.9% yoy (diatas estimasi). Pangsa pasar stabil di 28% dengan pertumbuhan volume HSMP sebesar 5% yoy di 3Q21. Maintain Hold.
**: 9M21, laba bersih Rp23tn (+16% yoy; 18% qoq) sejalan dengan estimasi kami sementara PPOP tercatat tumbuh +8% yoy (-2% qoq). NIM tercatat di 5.2% pada 9M21 (Vs 5.8/5.3% 9M20/1H21). Kredit tumbuh +4% yoy (+2% qoq) sesuai dengan arahan manajemen FY21F di 4-6%. Downgrade to Hold.
**: 9M21, laba bersih di Rp4.37tn (-19.48% yoy). Pendapatan di Rp30.02tn (-7.47% yoy). Penjualan makanan dan minuman mengalami kenaikan sebesar 6% namun penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh terkontraksi -12.94% yoy.

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA