Sekitar 1,7 Juta Kematian Disebabkan Oleh Penyakit, Kurang dari 1.700 Kematian Disebabkan Virus Korona
Sunday, May 31, 2020       19:18 WIB

Ipotnews - Lonjakan kasus infeksi virus korona di sejumlah provinsi di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya kapasitas rumah sakit untuk menangani lonjakan tersebut. Kekhawatiran itu muncul terutama di kawasan-kawasan yang masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa kapasitas rumah sakit hingga saat ini masih cukup untuk merawat pasien virus corona Covid-19. Total fasilitas kesehatan RI mampu menangani 10 ribu pasien covid-19, di lebih dari 1000 rumah sakit. Sedangkan kapasitas yang terpakai berkisar antara 7.000 hingga 8.000 orang.
"Sudah lebih dari 1.000 rumah sakit yang merawat pasien COVID-19, baik yang statusnya terkonfirmasi positif maupun yang masih PDP (Pasien Dalam Pengawasan)," ungkap Achmad Yurianto dalam keterangan pers akhir April lalu. Lebih dari 1.000 rumah sakit tersebut merupakan gabungan dari rumah sakit pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga rumah sakit swasta dan RS TNI-Polri. Pemerintah juga telah menunjuk lebih dari 300 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia untuk menangani pasien virus corona.
Hingga hari ini, Minggu (31/5), situs resmi pemerintah untuk penanganan Covid-19, laman covid19.go.id, mencatat jumlah pasien terpapar covid mencapai 26.473 orang, sembuh 7.308 orang dan meninggal 1.613 orang. Penambahan kasus terbanyak terjadi di Jawa Timur, diikuti DKI Jakarta, Sulawesi Selatan , Kalimanta Tengah, dan Jawa Barat. Data sehari sebelumnya mengungkapkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 47.714 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 12.832 orang.
Sementara itu, data menunjukkan ada lebih dari 10 jenis penyakit yang menjadi penyebab terbesar kematian di Indonesia, yang angkanya jauh di atas angka kematian akibat Covid-19. Dari 1,7 juta kasuus kematian di Indonesia pada 2017, peringkat pertama kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung/kardiovaskular (598 ribu pada tahun 2017), diikuti kanker, penyakit pencernaan, diabetaes, penyakit pernafasan, tuberkolosis, dan lain-lain.
Belum lagi kematian akibat kelahiran, malaria, malnutrisi, HIV/AIDS, hepatistis, demam berdarah dan sebagainya, yang masing-masing sudah melebihi 5.000. Jauh di atas angka kematian akibat Covid19, saat ini yang kurang dari 1.700 kematian.

Di dunia pun, datanya tidak jauh berbeda. Angka kematian akibat covid-19 (kurang dari 400.000 orang), masih jauh di bawah angka kematian akibat penyakit lain. Dari sekitar 56 juta kematian pada 2017, penyebab kemaian tertinggi masih disebabkan oleh penyakit kardio vaskular, kanker, dan penyakit pernafasan. Penyakit menular seperti tuberkolosis, HIV/AIDS, diare, dan hepatitis masih melebihi 100.000, jauh di atas angka kematian akibat korona yang hanya kurang dari 400.000 orang.

Sementara itu kapasitas tempat tidur di rumah sakit untuk pasien yang membutuhkan perawatan intensif, termasuk untuk perawatan menjelang dan pasca kelahiran, penyembuhan penyakit, perawatan tertentu, dan kecelakaan, di Indonesia bukan tanpa batas. Data OECD menunjukkan, kapasitas tempat tidur yang tersedia untuk perawatan intensif di Indonesia hanya sebanyak 1,2 tempat tidur per 1.000 orang.
Meskipun masih di atas India, 0,6 tempat tidur per 1.000 orang, namun masih di bawah Singapura, 1,7 tempat tidur, dan jauh di bawah Jepang dengan 7,8 tempat tidur per 1.000 orang. Datanya mungkin bisa lebih mengkhawatirkan lagi, jika jumlah tenaga kesehatan dan kelengkapan peralatan medis ikut diperbandingkan.

Dengan mengacu kepada data tersebut, perlu berapa banyak kapasitas rumah sakit yang perlu disediakan bagi para penderita Covid-19? Berapa banyak lagi tenaga medis dan dana yang harus dikerahkan untuk memerangi Covid-19? Sementara itu banyak penyakit menular maupun tidak menular yang lebih banyak menyebabkan kematian. Belum lagi "penyakit non-medis" yang jauh lebih merusak karena kebodohan dan kemiskinan. (*)

Sumber : Admin