Semester I 2019, Kinerja BBRI Moncer
Wednesday, August 14, 2019       12:24 WIB

Ipotnews - Sepanjang semester I 2019 kemarin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan laba bersih konsolidasi mencapai sebesar Rp16,16 triliun. Laba emiten berkode saham ini meningkat 8,20 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu (year on year) senilai Rp14,94 triliun.
Direktur Utama , Suprajarto mengatakan, kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 12,04 persen menjadi Rp57,35 triliun. Kemudian pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan bunga hanya tercatat senilai Rp51,19 triliun. Sementara itu pendapatan bunga bersih yang dibukukan menjadi Rp39,92 triliun dari sebelumnya Rp38,25 triliun.
Pendapatan bunga yang dikantongi oleh Bank beraset terbesar di Indonesia ini tidak lepas dari kinerja penyaluran kreditnya. Tercatat total kredit yang disalurkan sebanyak Rp888,32 triliun. Angka ini naik 11,84 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit perseroan ini didominasi dari pemberian kredit ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ).
"Penyaluran kredit didominasi ke segmen UMKM yaitu sebesar 76,72 persen atau Rp681,50 triliun. Penyaluran kredit UMKM BRI untuk triwulan II 2019 tercatat naik 13 persen (yoy)," kata Suprajarto dalam paparan kinerja di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (14/8).
Lebih lanjut, untuk kemampuan BRI mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode yang sama yaitu sebesar Rp945,05 triliun. Angka ini juga naik 12,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp811,19 triliun.
Kemudian, masih Suprajarto, penyebab lain yang mendorong laba tumbuh subur selanjang tahun ini adalah fee based income. Tercatat fee base income yang berhasil dibukukan mengalami pertumbuhan sebesar 17,86 persen secara yoy dibandingkan Juni 2018. Dikatakannya juga bahwa bank yang paling menguntungkan di Indonesia ini mencatatkan total aset sebesar Rp1.228,19 triliun pada akhir Juni 2019. Jumlah ini diklaim meningkat 11,7 persen year on year.
Untuk rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) secara gross, Suprajarto mengatakan sebesar 2,33 persen. Angka ini tergolong kecil karena masih di bawah ambang batas ketentuan sebesar 5 persen. NPL ini juga tidak berubah dibandingkan posisi Juni 2019.
"Dengan rasio yang cukup kuat, kami optimistis tumbuh dan capai target akhir 2019," ucapnya.
(Marjudin)

Sumber : admin