Sentimen Positif Dari Tiongkok Dan Jepang Dorong Rupiah Menguat Tipis
Monday, September 27, 2021       16:04 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar AS di awal pekan ini. Sentimen positif dari Tiongkok dan Jepang membuat dolar AS melemah dan membuat aset berisiko seperti rupiah menguat meski tipis.
Mengutip data Bloomberg, Senin (27/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.253 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 4 poin atau 0,04% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Jumat sore kemarin (24/9) di level Rp14.257 per dolar AS.
Analis PT Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan langkah terbaru di Tiongkok sedikit membantu meredakan kekhawatiran pasar akan dampak krisis Evergrande. "Meski ini mungkin hanya sementara saja," kata Faisyal saat dihubungi Ipotnews, Senin sore.
Beberapa pemerintah daerah di Tiongkok telah membuat rekening kustodian khusus untuk meningkatkan pengawasan dana proyek-proyek properti yang dikerjakan perusahaan pengembang China Evergrande Group, yang sedang dilit utang. Menurut laporan, langkah ini diambil guna pengawasan dana yang dialokasikan untuk proyek-proyek perumahan tidak dialihkan.
Kantor berita Caixin melaporkan pada Minggu (26/9) bahwa rekening khusus tersebut telah dibuat sejak akhir Agustus, setidaknya di delapan provinsi di mana Evergrande memiliki proyek pembangunan yang belum diselesaikan. Ada pun beberapa provinsi yang dimaksud, di antaranya adalah Anhui, Guizhou, Henan, Jiangsu, dan kota-kota di bagian selatan Delta Sungai Mutiara.
"Rekening kustodian bertujuan memastikan pembayaran pembeli rumah (memang) digunakan untuk menyelesaikan proyek perumahan Evergrande dan tidak dialihkan ke tempat lain, seperti ke kreditor," demikian laporan Caixin dari sumber yang dekat dengan tim manajemen pengembang properti, yang dikutip Reuters.
Sebagai informasi, Evergrand yang dililit utang sekitar USD3.015 miliar akhirnya melewatkan tenggat waktu pembayaran obligasi dolar pekan lalu. Bahkan pihak perusahaan masih bungkam tentang masalah ini, sehingga membuat para investor global bertanya-tanya apakah mereka harus menelan kerugian besar ketika masa tenggang 30 hari berakhir.
Faktor kedua, kondisi pandemi Covid-19 di Jepang mulai membaik. "Rencana Jepang untuk mencabut status darurat meningkatkan minat investor pada aset berisiko seperti rupiah," ujar Faisyal.
Menteri Kesehatan Jepang mengatakan bahwa situasi infeksi COVID-19 negara itu membaik sehingga kondisi darurat dapat segera dicabut di sebagian besar negara itu.
Varian Delta yang menular memicu gelombang kelima COVID-19 di Jepang yang mendorong infeksi ke level rekor bulan lalu. Untuk mencegah rumah sakit kewalahan, pemerintah memperpanjang pembatasan darurat yang mencakup sekitar 80% penduduk hingga akhir September 2021.
(Adhitya)

Sumber : Admin