Siapkan Capex Rp 10 Miliar, ITIC Bidik Pertumbuhan Kinerja 10 Persen Tahun Ini
Monday, January 18, 2021       15:54 WIB

Ipotnews - Tahun ini PT Indonesian Tobacco Tbk () optimis membidik pertumbuhan kinerja sekitar 10% lantaran kondisi pasar tembakau iris yang diperkirakan juga membaik.
Menurut Direktur Utama , Djonny Saksono, daya beli masyarakat belum akan menguat secara signifikan pada tahun ini, sebab pemulihan ekonomi memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dengan demikian, produk-produk tembakau iris yang memiliki harga lebih murah ketimbang rokok diperkirakan akan lebih diminati.
"Rokok jadi rata-rata harganya sudah sekitar Rp 20.000 per bungus, kalau rokok-rokok murah di desa-desa harga terendahnya Rp 10.000 isi 12 batang. Untuk produk kita harga ecerannya Rp 5.000 per bungkus sudah bisa jadi rokok kurang lebih 35 batang," terang Djonny seperti dikutip KONTAN baru-baru ini.
sendiri sudah melakukan persiapan untuk mengail peluang pasar tahun depan. Perseroan juga sudah memperluas jangkauan pasar perusahaan dengan menggarap target-target pasar baru di dalam negeri seperti Ambon, Ternate, Lampung Palembang, Banjarmasin, Tanjung Pinang, Waingapu, dan Kepulauan Alor. Berdasarkan riset tim pemasaran perusahaan, penjualan produk-produk tembakau iris sesuai dengan minat pasar di daerah-daerah ini.
Ekspansi pasar ke wilayah baru dilakukan dengan menggandeng mitra-mitra distributor setempat, namun tim promosi dan pemasaran juga tetap gencar melakukan kegiatan pemasaran di wilayah-wilayah target pasar baru. Bentuk-bentuk promosi yang digencarkan beragam, mulai dari bagi-bagi sampel produk, bagi-bagi hadiah promosi seperti kaus dan korek api, hingga melakukan penawaran produk sampai ke kios-kios dan toko-toko kecil.
Saat ini, produk-produk sudah mulai masuk ke target-target pasar baru sejak kuartal empat tahun ini. Proyeksi Djonny, kontribusi penjualan di target-target pasar baru akan sudah mulai terasa pada pertengahan tahun depan.
Selain melakukan ekspansi pasar, juga bakal meluncurkan dua jenis varian produk baru pada tahun depan untuk dijual di pasar domestik maupun tujuan pasar ekspor eksisting. Meski melancarkan ekspansi pasar, belum ada rencana investasi penambahan mesin produksi baru. Menurut Djonny, kapasitas produksi terpasang perusahaan masih bisa dioptimalkan untuk menunjang agenda ekspansi pasar.
Adapun, utilisasi produksi perusahaan saat berada di posisi sekitar 75%. Sementara kapasitas produksi terpasang perusahaan adalah sekitar 250 ton per bulan.
Itulah sebabnya, pada tahun ini hanya berencana menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 10 miliar dari kas internal dan hasil perputaran usaha untuk keperluan perawatan aset tetap (maintenance). Namun, angka tersebut masih bisa dievaluasi kembali sesuai perkembangan kondisi bisnis yang ada. (winardi)

Sumber : Admin

berita terbaru
Monday, May 06, 2024 - 21:50 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham DOOH, Beli
Monday, May 06, 2024 - 21:48 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham CGAS, Beli
Monday, May 06, 2024 - 19:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DWGL
Monday, May 06, 2024 - 19:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BEST
Monday, May 06, 2024 - 19:47 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBHI
Monday, May 06, 2024 - 19:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BAYU
Monday, May 06, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AWAN
Monday, May 06, 2024 - 19:39 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AVIA