Stok Amerika Merosot Lebih Tajam Ketimbang Estimasi, Minyak Bergairah Lagi
Wednesday, July 01, 2020       08:52 WIB

Ipotnews - Harga minyak meningkat, Rabu pagi, setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun lebih besar dari perkiraan, menunjukkan lonjakan permintaan bahkan ketika wabah virus korona menyebar di seluruh dunia.
\\Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 33 sen, atau 0,8%, menjadi USD41,60 per barel pada pukul 07.44 WIB, setelah turun lebih dari 1% pada penutupan Selasa, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Rabu (1/7).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menguat 42 sen, atau 1,1%, menjadi USD39,69 per barel, setelah merosot 1,1% pada sesi sebelumnya.
Stok minyak mentah dan bensin Amerika turun lebih tajam dari estimasi, pekan lalu, sementara persediaan produk penyulingan mencatatkan peningkatan, menurut data yang dirilis American Petroleum Institute (API), Selasa.
Persediaan minyak mentah turun 8,2 juta barel menjadi 537 juta barel, berlawanan dengan estimasi analis yang memperkirakan penarikan hanya 710.000 barel.
"Jika estimasi API tersebut diikuti data resmi lembaga pemerintah (Badan Informasi Energi) yang akan dirilis Rabu (waktu setempat atau Kamis pagi WIB), ini akan dipandang sebagai sinyal  bullish  yang pasti," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar AxiCorp.
"Laporan tersebut bisa membantu meringankan masalah persediaan yang masih membayangi pasar," katanya.
Namun, harga kemungkinan akan tertahan, kata para analis, karena dunia dibanjiri dengan pasokan minyak setelah virus korona yang menyebabkan permintaan bahan bakar turun sekitar sepertiga.
Jajak pendapat  Reuters  terhadap analis mengindikasikan harga minyak akan terkonsolidasi pada kisaran USD40 per barel tahun ini, dan berpotensi pulih kembali pada kuartal keempat.
Virus itu menyebar di seluruh dunia dengan tingkat infeksi yang terus meningkat. Jumlah kasus infeksi virus korona kini tercatat lebih dari 10 juta dengan lebih dari setengah juta orang meninggal. (ef)

Sumber : Admin