Stok Amerika Susut Lebih Tajam dari Ekspektasi, Minyak Menguat Satu Persen
Wednesday, September 22, 2021       09:28 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat sekitar 1%, Rabu, memperpanjang kenaikan tadi malam, setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah Amerika turun lebih tajam dari ekspektasi, pekan lalu, menyusul hantaman dua badai, menyoroti pasokan yang ketat karena meningkatnya permintaan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, melonjak 75 sen, atau 1,1%, menjadi USD71,24 per barel pada pukul 08.31 WIB, menambah kenaikan 35 sen dari penutupan Selasa, demikian laporan  Reuters,  di Melbourne, Rabu (22/9).
Sementara, itu minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, bertambah 68 sen, atau 0,9%, menjadi USD75,04 per barel, setelah naik 44 sen pada sesi Selasa.
Setelah berada di bawah tekanan, Senin, di pasar yang lebih luas atas kemungkinan  default  pengembang properti China Evergrande Group, fokus pasar minyak beralih ke masalah pasokan yang ketat.
Stok minyak mentah Amerika turun 6,1 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 17 September, menurut narasumber pasar, mengutip angka dari American Petroleum Institute, Selasa.
Itu adalah penurunan yang jauh lebih besar ketimbang penyusutan 2,4 juta barel dalam persediaan minyak mentah yang diperkirakan rata-rata 10 analis yang disurvei  Reuters. 
Pasar akan mencermati data dari Badan Informasi Energi Amerika, Rabu, untuk mengkonfirmasi penurunan besar dalam stok minyak mentah dan bahan bakar.
Pasokan diperkirakan tetap ketat setelah Royal Dutch Shell, produsen terbesar di Teluk Meksiko Amerika, mengatakan kerusakan pada fasilitas transfer  offshore- nya akan memangkas produksi hingga awal tahun depan.
Persediaan bensin turun 432.000 barel dan stok sulingan, termasuk bahan bakar jet, berkurang 2,7 juta barel, berdasarkan data API, menurut narasumber.
Itu terjadi pada saat permintaan bahan bakar jet meningkat.
"Sentimen pasar mendapat dukungan tambahan dari berakhirnya larangan Amerika terhadap pelancong asing," kata analis komoditas ANZ.
Lebih lanjut mendukung pasar, beberapa produsen Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC Plus, berjuang untuk meningkatkan produksi hingga tingkat yang ditargetkan, sumber mengatakan kepada  Reuters.  Sebagian besar kekurangan tersebut berasal dari Nigeria, Angola dan Kazakhstan. (ef)

Sumber : Admin