Ipotnews - Harga minyak melemah, Kamis, setelah data resmi menunjukkan lonjakan dalam stok bensin Amerika, memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan minyak mentah di konsumen terbesar dunia itu pada saat pasokan di seluruh dunia meningkat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 36 sen, atau 0,6% menjadi USD62,80 per barel pada pukul 08.36 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Kamis (8/4).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 38 sen, atau 0,6% menjadi USD59,39 per barel.
Kendati stok minyak mentah di Amerika Serikat turun lebih tajam dari perkiraan analis, persediaan bensin meningkat tajam, juga di atas ekspektasi, kata Departemen Energi, Rabu.
Persediaan minyak turun 3,5 juta barel pekan lalu menjadi hampir 502 juta barel, sementara stok bensin meningkat 4 juta barel, dibandingkan ekspektasi penurunan, menjadi lebih dari 230 juta barel, karena pengilangan mendorong produksi sebelum musim mengemudi pada musim panas.
"Pengilangan mungkin ingin sedikit menarik kembali laju pengoperasiannya agar penyimpanan bensin tidak melampaui rekor sepanjang masa," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho Securities.
Pada saat bersamaan, pasokan meningkat di seluruh dunia dengan output Rusia meningkat dari rata-rata level Maret dalam beberapa hari pertama bulan ini, kata pedagang.
Iran mungkin akan melihat pencabutan sejumlah sanksi dan menambah pasokan global, dengan Amerika dan kekuatan lainnya mengadakan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang hampir menghentikan minyak Iran untuk masuk ke pasar.
Namun, Dana Moneter Internasional mengatakan awal pekan ini bahwa pengeluaran publik besar-besaran yang dikerahkan untuk memerangi pandemi Covid-19 dapat meningkatkan pertumbuhan global hingga 6% tahun ini, tingkat yang tidak pernah dicapai sejak era 1970-an.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan meningkatkan permintaan minyak dan produknya, membantu mengurangi persediaan. (ef)

Sumber : Admin