Tahun Buku 2019, IPCC Catat Kenaikan Pendapatan 0,26 Persen 
Saturday, May 23, 2020       08:43 WIB

Ipotnews - Kinerja keuangan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk () sepanjang 2019 tercatat positif. Tercatat pada periode tersebut, perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp523,22 miliar atau bertumbuh 0,26 persen dibandingkan perolehan pendapatan di 2018 sebesar Rp521,84 miliar (year on year / yoy).
Perolehan pendapatan tersebut ditopang oleh pelayanan jasa terminal yang memiliki kontribusi sebesar 93,20 persen terhadap total pendapatan. Layanan jasa terminal tercatat mengalami kenaikan 0,08 persen sepanjang 2019 menjadi Rp487,64 miliar dari Rp487,25 miliar yoy.
Sementara itu, pelayanan rupa-rupa Usaha dan Pengusahaan Tanah, bangunan, air, dan listrik yang berkontribusi masing-masing 0,85 persen dan 0,53 persen terhadap total pendapatan mampu tumbuh masing-masing 28,87 persen menjadi Rp4,45 miliar dan 245,58 persen menjadi Rp2,80 miliar sepanjang 2019. Di sisi lain, perolehan pendapatan dari pelayanan jasa barang dengan kontribusi 5,42 persen terlihat lebih rendah 6,54 persen menjadi Rp28,33 miliar yoy.
Direktur Utama , Ade Hartono, mengatakan dalam periode tersebut capaian dari operating margin tercatat sebesar 24,8 persen, net margin sebesar 25,9 persen dan EBITDA margin sebesar 29,8 persen. Di sisi lain, angka RoE (return of equity) tercatat 12,61 persen dan RoA (return of asset) sebesar 10,70 persen.
Lebih lanjut, untuk kenaikan perolehan pendapatan dari segmen pelayanan jasa terminal sejalan dengan meningkatnya kegiatan bongkar muat di terminal , terutama pada segmen kendaraan CBU baik di terminal domestik maupun internasional. Pada terminal domestik meningkat dengan telah pindahnya bongkar muat semua kapal roro domestik dari PTP ke .
"Pada segmen alat berat dan general cargo atau spareparts lebih banyak didominasi oleh kelas menengah dengan berat pada kisaran 30 hingga 50 ton per meter kubik sehingga kontribusi ke pendapatan masih lebih rendah dibandingkan pada segmen CBU," ujar Ade dalam keterangan resminya, Sabtu (23/5).
Dari sisi kinerja ekspor - impor alat berat terjadi penurunan sebesar 40,89 persen namun untuk ekspor impor CBU naik 18,44 persen. Volume CBU domestik juga naik 115,58 persen.
"Jadi karena porsi CBU paling besar terhadap pendapatan, kami masih membukukan kenaikan tipis pada pendapatan," ungkap Ade.
Sementara itu, beban pokok pendapatan sepanjang 2019 mengalami kenaikan 12,41 persen menjadi Rp305,58 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp271,84 miliar. Kenaikan beban ini ditopang oleh sub beban tenaga kerja dengan total Rp102,02 miliar atau naik 15,20 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp88,56 miliar. Kemudian sub beban sewa sebesar Rp77,87 miliar atau naik hanya 1,11 persen dari sebelumnya sebesar Rp77,01 miliar.
Lebih lanjut, sub beban kerjasama mitra usaha naik 18,35 persen dari Rp64,28 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp76,07 miliar sepanjang 2019. Adapun peningkatan cukup signifikan terjadi pada sub beban penyusutan yang naik 134,12 persen menjadi Rp21,80 miliar sejalan dengan adanya penambahan aset untuk mendukung jalannya oeprasional.
Meski terjadi peningkatan beban namun, perseroan tetap mampu mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp135,30 miliar sepanjang 2019. Angka tersebut terlihat lebih rendah 20,50 persen dibandingkan perolehan 2018 sebesar Rp170,19 miliar. Begitupun dengan angka EBITDA yang terlihat lebih rendah 19,78 persen menjadi Rp155,92 miliar dibandingkan Rp194,37 miliar pada 2018.
"Di tahun 2020 ini selain dari rencana pengembangan, diantaranya implementasi automatic gate system IPC car terminal, kerjasama dengan para PBM, tindak lanjut pengoperasioan Pelabuhan Patimban, dan lainnya kami juga sangat fokus untuk melakukan efisiensi pada biaya dimana mulai tahun ini kami sudah mulai menerapkan modul budget control di sistem keuangan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan akan ter-manage dengan baik," tambah Ade.
Selanjutnya terjadi peningkatan aset perseroan sebesar 0,77 persen menjadi Rp1,26 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1,25 triliun. Tercatat, aset tetap bertambah 40,84 persen sepanjang 2019 menjadi Rp354,39 miliar dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp251,63 miliar. Posisi kas di tahun 2019 juga semakin kuat dengan raihan kas operasional di tahun 2019 sebesar Rp162,78 milar dari posisi sebelumnya di periode yang sama dengan kondisi minus Rp129,62 miliar.
Dari sisi liabilitas perseroan meningkat 26,25 persen menjadi Rp191,60 miliar dari Rp151,77 miliar di tahun lalu seiring masih adanya kewajiban perseroan berupa beban aktual dan utang dividen yang masing-masing berjumlah Rp53,64 miliar dan Rp63,41 miliar.
Tahun 2020 ini, diakuinya menjadi tahun yang berat tidak hanya bagi domestik tapi juga global akibat adanya pandemi Covid-19 yang dipastikan akan menggerus pertumbuhan ekonomi cukup signifikan. Namun pihaknya masih bersyukur di kuartal I 2020, masih membukukan pertumbuhan volume arus bongkar muat untuk ekspor impor di CBU. Sementara untuk alat berat, ekspor impor masih melambat, namun penurunannya mulai mengecil. Arus bongkar muat untuk domestik baik CBU dan alat berat masih dalam trenn kenaikan yang besar.
"Kalau melihat performa segmen CBU masih bisa tumbuh sampai kuartal I 2020, dan besaran penurunan di alat berat yang lebih rendah, kami berharap bisa mempertahankan performa kami, sehingga potensi dari usaha efisiensi biaya yang telah kami lakukan akan memberikan peningkatan kualitas pada kinerja kami," tutup Ade.
(Marjudin)

Sumber : admin