Tahun Depan, Saham Indonesia Akan Mengungguli Ekuitas Regional: Aberdeen
Friday, November 20, 2020       18:54 WIB

Ipotnews - Aberdeen Standard Investments meyakini, ekuitas Indonesia akan mengalahkan pasar saham di Asia Tenggara tahun depan, setelah pulih dari hantaman pandemi virus korona pada tahun 2020.
Indeks Harga Saham Gabungan telah pulih sekitar 40% dari level terendah Maret, tetapi secara keseluruhan masih sekitar 12% dibanding sebelumnya. Penurunan itu, tak jauh berbeda dengan bursa saham Singapura dan Thailand yang menempati peringkat terburuk di Asia.
Aberdeen bergabung dalam sentimen  bullish  investor global yang terus meningkat pada saham Asia Tenggara yang melemah belakangan ini. Rotasi investor global ke saham-saham yang bernilai lebih rendah dari fundamentalnya ( value stocks ) dan sensitif terhadap perekonomian, dorongan reli di bursa saham Indonesia dinilai akan semakin mengingkat.
Menurut Bharat Joshi, direktur investasi di Aberdeen, Jakarta, Indonesia adalah rumah bagi sejumlah saham keuangan terbesar di Asia Tenggara, dan ini akan membantu memimpin kenaikan, diikuti oleh saham emiten penghasil bahan baku dan otomotif.
"Indonesia punya banyak sahamsiklus. Dengan adanya semangat investor untuk kembali ke Asia, menyusul berita positif tentang vaksin, Indonesia kemungkinan akan mengungguli tetangganya," tulis Joshi, sepertti dikutip Bloomberg, Jumat (21/11).
Bursa saham Asia Tenggara, termasuk Indonesia, merupakan salah satu yang berkinerja buruk di Asia sepanjang tahun 2020. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto Indonesia, yang menyusut 3,49% pada kuartal ketiga, mendorong ke dalam resesi pertamanya dalam lebih dari dua dekade.
Namun menurut Joshi, penurunan pada kuartal III itu lebih kecil dari kontraksi 5,32% yang tercatat pada tiga bulan sebelumnya. Penurunan kuartal ketiga juga tidak separah kontraksi di negara tetangga di Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor.
Akan tetapi, kata Joshi, sektor konsumer masih perlu disikapi dengan hati-hati karena penambahan kasus infeksi virus yang telah berlipat ganda dalam dua bulan terakhir menjadi 480.000. Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan, penjualan ritel pada September lalu turun 8,7%, meskipun penurunan tersebut telah menyempit selama empat bulan berturut-turut.
Kendati demikian, ia meyakini kenaikan harga komoditas serta program bantuan sosial pemerintah akan membantu meningkatkan sentimen konsumen. Pada gilirannya, meningkatnya sentimen konsumen akan membantu meningkatkan fundamental perusahaan dan harga saham.
"Saat memasuki 2021, kami tetap  bullish  pada saham keuangan, material, dan saham-saham siklus yang diperkirakan akan mengalami peningkatan pendapatan dan margin, menyusul basis yang lemah dan lebih kecil pada tahun 2020," ujarnya.

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, May 04, 2024 - 18:13 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTDU
Saturday, May 04, 2024 - 18:10 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTPS
Saturday, May 04, 2024 - 17:52 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SINI
Saturday, May 04, 2024 - 17:47 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of STAR
Saturday, May 04, 2024 - 17:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KLAS
Saturday, May 04, 2024 - 17:40 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TPIA
Saturday, May 04, 2024 - 17:36 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SFAN
Saturday, May 04, 2024 - 17:32 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of INTA
Saturday, May 04, 2024 - 17:29 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ZATA
Saturday, May 04, 2024 - 17:26 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TFAS