Tarif Ekspor CPO Ditunda Hingga Januari, Namun Saham Emiten Sawit Tetap Berguguran
Thursday, September 26, 2019       12:56 WIB

Ipotnews - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengapresiasi langkah pemerintah yang menunda pengenaan tarif ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, mengingat harga komoditas sawit yang masih jatuh di pasar global. Namun, penundaan ini tak cukup memberi sentimen positif di pasar saham, buktinya saham emiten sawit ramai-ramai memerah hingga siang ini, Kamis (26/9).
Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi mengatakan, harga jual CPO saat ini masih terbilang rendah. Ia pun menilai, diundurnya pengenaan tarif ekspor hingga 1 Januari 2020 mendatang itu adalah untuk mendukung perkembangan industri sawit nasional.
"Harga minyak sawit sepanjang tahun 2019 memang masih sangat rendah dan pemerintah pasti sudah mempertimbangkan dengan baik semua aspek," ujar Mahdi di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.05/2019 sejak 1 Juni 2019 apabila harga CPO di atas USD 570 per ton maka akan dikenakan pungutan terhadap CPO dan turunannya 50 persen dari pungutan penuh. Harga di atas USD 620 kena pungutan ekspor 100 persen. Adapun nilai pungutan ekspor produk CPO 100 persen tarifnya USD 50 per ton. Sedangkan bila 50 persen hanya USD 25 per ton.
Meski demikian, penundaan pengenaan tarif ekspor kelapa sawit tersebut tidak serta merta direspons positif oleh para investor. Pasalnya, hingga penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, tercatat saham-saham emiten kelapa sawit masih juga berguguran.
Dari data perdagangan BEI terlihat, harga saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk () anjlok 5,56 persen ke level Rp 85/saham. Saham PT Eagle High Plantations Tbk () turun 2,21 persen ke Rp 134/saham, saham PT Andira Agro Tbk () turun 1,51 persen ke harga Rp 1.960/saham.
Kemudian saham PT Astra Agro Lestari Tbk () juga turun 1,4 persen ke level Rp 10.550/saham, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk () turun 1,11 persen ke harga Rp 890/saham dan saham PT Sawit Sumbermas Tbk () turun 1,05 persen ke level Rp 940/saham. (Sigit)

Sumber : admin