Tembaga Dekati Tingkat Tertinggi Dua Tahun di Tengah Prospek Permintaan China
Tuesday, October 13, 2020       05:58 WIB

Ipotnews - Tembaga menyentuh level tertinggi tiga pekan, Senin, karena permintaan dari konsumen terbesar, China, dan ancaman pemogokan di Cile mendorong harga mendekati tertinggi 27 bulan yang dicapai September, meski penguatan yuan membatasi kenaikan.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,2% menjadi USD6.748 per ton pada pukul 23.00 WIB, setelah menembus USD6.785,25 per ton, demikian laporan  Reuters,  di London, Senin (12/10).
Logam yang digunakan dalam sektor kelistrikan dan konstruksi itu mencapai USD6.877,50 pada 21 September--melambung 57% sejak mencapai level terendah tahun ini pada Maret--karena industri China dibuka kembali dan spekulan ikut serta dalam reli tersebut.
Konsumsi China yang kuat sekarang sudah diperhitungkan dan kenaikannya kemungkinan melambat, kata analis Capital Economics Kieran Clancy, memperingatkan bahwa wabah virus korona dapat membebani permintaan.
"Kita akan memasuki penguatan yang lebih bertahap dan stabil," kata dia.
China akan menginvestasikan hampir USD900 miliar selama lima tahun ke depan untuk mengembangkan jaringan listrik, media pemerintah melaporkan.
Ekspor China kemungkinan mencatat kenaikan empat bulan berturut-turut pada September, menurut jajak pendapat.
Produksi katoda tembaga di smelter China pada September naik 3% dari Agustus, dengan output selama sembilan bulan pertama tahun ini anjlok 1,6% (y-o-y) menjadi 6,26 juta ton, kata lembaga riset Antaike.
Yuan turun dari level tertinggi 18 bulan terhadap dolar setelah Bank Sentral China menurunkan persyaratan cadangan untuk perdagangan valuta asing. Depresiasi yuan membuat logam merah itu lebih mahal bagi pembeli China.
Premi tembaga Yangshan China naik menjadi USD53,50 per ton, level tertinggi sejak 23 September tetapi masih jauh di bawah puncak 2020 sebesar USD113,50.
Serikat pekerja di tambang Escondida Cile menolak tawaran terakhir BHP dalam negosiasi kontrak, tetapi perusahaan mengatakan akan bertemu lagi dengan serikat pekerja dalam upaya untuk menghindari aksi mogok.
Spekulan di bursa Comex memangkas  net long   position  mereka menjadi 69.806 kontrak dari 87.308 kontrak pada akhir September.
Logam lainnya di kompleks LME, aluminium naik 0,6% menjadi USD1.853 per ton, seng menguat 0,5% menjadi USD2.445 per ton, nikel turun 0,4% menjadi USD15.165 per ton, timbal melonjak 1,6% menjadi USD1.836,50 per ton dan timah menyusut 0,2% menjadi USD18.240 per ton. (ef)

Sumber : Admin