Tembaga London Berbalik Melambung, Terkatrol Katalis Varian Baru
Monday, November 29, 2021       15:03 WIB

Ipotnews - Harga tembaga London menguat, Senin, menutupi beberapa kerugian yang dipicu varian virus korona yang baru diidentifikasi dan kemungkinan resisten terhadap vaksin akhir pekan lalu.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melesat 1,4% menjadi USD9.591 per ton pada pukul 13.10 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (29/11).
Kontrak tembaga Januari yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange merosot 1,2% menjadi 70.200 yuan (USD10.996,59) per ton, mengikuti aksi jual di bursa berjangka London pada sesi Jumat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa menentukan tingkat keparahan varian Omicron dapat memakan waktu "berhari-hari hingga beberapa pekan" tanpa adanya informasi bahwa gejalanya berbeda dari varian yang lain.
Varian tersebut terdeteksi di Australia, Inggris, Kanada, Jerman dan Hong Kong setelah diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan.
Sementara itu, seorang dokter Afrika Selatan mengatakan gejala varian virus baru itu sejauh ini relatif ringan dan dapat dirawat di rumah.
"Jika varian tersebut menimbulkan kekhawatiran yang parah, ini dapat menunda pengetatan keuangan, yang akan menguntungkan bagi logam industri," kata analis ANZ, Soni Kumari, menambahkan persediaan dan kendala pasokan masih mendukung dalam jangka pendek.
Ketegangan varian baru tersebut memicu beberapa kekhawatiran bahwa hal itu dapat menggagalkan pertumbuhan di ekonomi utama dunia, dan China, yang mempertahankan strategi nol COVID, bisa sangat rentan, ungkap Kumari.
Premi seng (zinc) tunai LME atas kontrak tiga bulan melonjak menjadi USD130,50 per ton, level tertinggi sejak Juni 2019, menunjukkan pengetatan pasokan di dekatnya. Persediaan logam itu mencapai 163.275 ton minggu lalu, terendah sejak Juli 2020.
Stok nikel LME berada di level terendah sejak Desember 2019, yakni sebesar 115.446 ton.
Nikel LME melejit 1,5% menjadi USD20.190 per ton, seng naik 0,3% menjadi USD3.205,5 per ton, aluminium bertambah 0,7% menjadi USD2.632,5 per ton, timbal 0,9% lebih tinggi menjadi USD2.290 per ton dan timah melambung 1,2% menjadi USD39.100 per ton.
Aluminium ShFE turun 0,8% menjadi 19.130 yuan per ton, nikel merosot 1,2% menjadi 149.770 yuan per ton, timbal naik 0,8% menjadi 15.455 yuan per ton, seng anjlok 2,9% menjadi 22.920 yuan per ton.
Lonjakan infeksi Covid-19 di China utara memaksa dua kota kecil untuk menangguhkan layanan transportasi umum dan memperketat kontrol atas pergerakan penduduk, ketika negara itu tidak menunjukkan kesediaan untuk melonggarkan kebijakan. (ef)

Sumber : Admin