Tembaga London Melorot, Terpukul Apresiasi Dolar dan Lonjakan Stok
Tuesday, January 18, 2022       15:09 WIB

Ipotnews - Harga tembaga melemah, Selasa, karena apresiasi dolar AS membuat logam yang dihargakan dengan  greenback  itu menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Selain itu, harga tembaga juga terbebani peningkatan persediaan di gudang London Metal Exchange, yang meredakan beberapa kekhawatiran akan ketatnya pasokan.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,1% menjadi USD9.720 per ton, pada pukul 14.15 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa (18/1).
Kontrak tembaga Maret yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange ditutup menyusut 0,2% menjadi 70.100 yuan (USD11.048,59) per ton.
"Pasar sedang dalam pola konsolidasi...Jika peningkatan stok ternyata lebih kecil dari ekspektasi, atau kita bahkan mulai melihat penarikan inventaris pasca Tahun Baru Imlek, saya yakin investor akan lebih nyaman untuk melakukan aksi beli lagi," kata trader yang berbasis di Singapura.
Persediaan tembaga LME berada di posisi 92.500 ton, level tertinggi sejak November 2021.
"Pergerakan naik harga tembaga dapat dipicu dalam jangka menengah hingga panjang karena adopsi kendaraan listrik yang lebih cepat di seluruh dunia," kata Kunal Sawhney, CEO Kalkine Group.
Dolar menguat 0,1%, karena para pedagang terus mempertahankan mata uang tersebut, tetapi mengambil pandangan bahwa rencana pengetatan Federal Reserve sebagian besar telah diperhitungkan.
Aluminium LME naik 0,6% menjadi USD3.015 per ton, nikel melonjak 1,2% menjadi USD22.330 per ton, timbal turun 0,1% menjadi USD2.353,5 per ton dan seng menguat 0,6% jadi USD3.529,5 per ton. Timah melesat 1,7% menjadi USD41.980 per ton, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD42.000.
Aluminium ShFE melejit 1% menjadi 21.290 yuan per ton, nikel naik 0,9% menjadi 164.170 yuan, seng meningkat 0,2% menjadi 24.595 yuan dan timbal melemah 0,1% menjadi 15.615 yuan. Timah melambung 4% menjadi 317.600 yuan per ton, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi 319.700 yuan.
"Timah mungkin memiliki lebih banyak energi karena permintaan logam solder ini tidak akan mengalami penurunan...Dalam jangka pendek, jika persediaan timah China dapat mengurangi beberapa tekanan sisi pasokan, tekanan penurunan jangka pendek pada harga timah dapat dikonfirmasi," kata Sawney.
Premi untuk nikel tunai atas kontrak tiga bulan melonjak menjadi USD495 per ton, tertinggi sejak April 2009, menunjukkan ketatnya pasokan. Persediaan nikel di gudang LME mencapai 97.038 ton, terendah dalam lebih dari dua tahun.
Perusahaan pertambangan dan peleburan Swedia, Boliden, memperkirakan bisa melanjutkan produksi nikel di pabrik peleburan Harjavalta dalam waktu dekat. (ef)

Sumber : Admin