Tender Offer Di Atas Valuasi, Analis: Minoritas Baiknya Jual Saham BDMN
Friday, February 22, 2019       18:12 WIB

Ipotnews - Laba PT Bank Danamon Tbk () tercatat moderat, hanya 6,5 persen (YoY) di periode setahun penuh 2018 (FY18). Pencapaian laba tersebut masih di bawah ekspektasi.
Kredit tumbuh 7,8 persen walaupun portofolio kredit mikro turun 1,6 persen. Sementara biaya kredit naik karena bauran kredit beralih menuju aset risiko lebih rendah. Tim Analis PT Indo Premier Sekuritas memandang penawaran (tender offer) harga saham yang tinggi Rp9.590 oleh Mitsubishi UFJ Financial Group ( MUFG ) merupakan peluang untuk melakukan jual ( SELL ).
Moderat
Laba bersih pada FY18 sebesar Rp3,9 triliun atau naik 6,5 persen (YoY). Pencapaian ini di bawah perkiraan sebesar Rp4,1 triliun (estimasi Indo Premier) dan Rp4,2 triliun (konsensus market).
Kinerja laba ini seiring faktor biaya restrukturisasi yang mencapai Rp265 miliar pada periode triwulan IV 2018 (4Q18) dibandingkan dengan periode 4Q17 yang sebesar Rp274 miliar.
Jika tidak memperhitungkan biaya restrukturisasi, maka kinerja pada FY18 sesuai dengan ekspektasi. Pertumbuhan laba terutama didorong oleh provisi yang turun -7 persen. Pencapaian laba ini juga tidak termasuk kontribusi pendapatan sebesar Rp495 miliar dari anak usaha yang telah siap dijual (misalnya Adira Insurance).
Laba dari kontinuitas operasional sebesar Rp3,922 miliar pada FY18 atau tumbuh hanya 4,4 persen yang merefleksikan pertumbuhan aset perseoran yang lambat di tahun-tahun terakhir ini karena faktor segmen bisnis kredit mikronya yang mengendur.
Core Profit
Total kredit tumbuh 7,8 persen di FY18 meskipun terdapat kredit mikronya yang mengendur menjadi 1,6 persen dari portofolio kredit. Bandingkan dengan di FY17 5,2 persen dan FY16 sebesar 8,0 persen. Pengenduran kredit mikro ini telah berlangsung dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Pendorong pertumbuhan kredit di antaranya adalah Adira Finance (+13 persen), kredit enterprise (+11 persen), kredit UKM (+10 persen) dan kredit konsumsi (+18 persen). Kredit konsumsi terutama adalah KPR (+29 persen).
Analis Indo Premier Sekuritas, Stephan Hasjim memperkirakan marjin bunga bersih stabil sebesar 8,8 persen di FY18 dibandingkan minus 30 bps (YoY) menurut versi manajemen. Sedangkan pada 2019 dan 2020 marjin bunga masing-masing akan sebesar 8,3 persen dan 80,0 persen.
Hal ini karena naiknya biaya dana (cost of fund) dan bauran portofolio kredit bergeser ke arah enterprise dengan yield lebih rendah dan kredit UKM. Hal ini karena akan memperluas mata rantai kredit otomotif guna mengkapitalisasi hubungan yang kuat MUFG dengan perusahaan Jepang.
Kualitas Aset
Biaya kredit membaik jadi 2,5 persen di FY18 dibandingkan dengan FY17 sebesar 2,8 persen. Angka ini turun dibandingkan dengan di FY15--FY16 yang sebesar 3,6 persen.
Penurunan biaya kredit ini mencerminkan pergeseran bauran portofolio kredit ke arah kredit risiko rendah karena perseroan melonggarkan marjin tingginya/biaya kredit tinggi segmen mikro kredit.
Segmen kredit mikro berkontribusi 14 persen dari portofolio kredit pada periode 2014. Sementara kenaikan biaya kredit berasal dari segmen kredit massal sebesar 4,6 persen menjadi 4,4 persen serta kredit korporat/UKM/ritel sebesar 1,4 persen menjadi 1,2 persen.
Valuasi
Indo Premier memperkirakan laba pada 2019-2020 akan menurun sekitar 24 persen. Hal ini untuk mencerminkan penjualan anak usaha (Adira Insurance) , menyiratkan pertumbuhan laba sebesar 4 persen pada 2019 untuk kelanjutan operasi (pra merger dengan Bank Nusantara Parahyangan).
Tetapi target price (TP) saham naik menjadi Rp7.350 per saham dari TP sebelumnya Rp600 per saham dengan rekomendasi Hold . Valuasi ini berdasarkan proyeksi book value 2019 dan rencana akuisisi/merger yang memicu harga tender offer Rp9.590 bagi pemegang saham minoritas.
Pemegang saham minoritas mendapat kesempatan untuk melepas sahamnya terhitung 28 Maret hingga 10 April 2019. "Kami melihat ini sebagai peluang jual yang baik karena ada pada harga di atas valuasi," demikian ulasan Analis Indo Premier Sekuritas Stephan Hasjim.
 (Riset Indo Premier Sekuritas) 

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Operating income (RpBn)

18,102

18,473

18,944

20,686

22,920

PPOP (RpBn)

9,058

8,961

8,629

9,649

11,111

Net profit (RpBn)

3,682

3,922

3,561

4,117

5,003

Net profit growth (%)

37.9

6.5

-9.2

15.6

21.5

FD EPS (Rp)

384

409

371

430

522

P/E (x)

23.8

22.4

24.6

21.3

17.5

P/B (x)

2.2

2.1

2

1.9

1.7

Dividend yield (%)

1.5

1.6

1.4

1.6

2

ROAA (%)

2.1

2.2

1.8

1.8

2

ROAE (%)

9.9

10

8.4

9.2

10.4

source: , Indo Premier ; share price closing as of 20 Feb 2019


Sumber : admin