Tersuspensi Akibat Saham Naik Tak Wajar, Ini Dalih Dirut POLL
Thursday, September 05, 2019       16:43 WIB

Ipotnews - PT Pollux Properti Indonesia Tbk ( POLL ) menilai kenaikan signifikan harga saham yang berujung pada penghentian sementara (suspensi) perdagangan POLL diperkirakan akibat peningkatan kinerja perseroan di sepanjang Semeater I-2019.
"Kami tidak mengetahui apa-apa (penyebab kenaikan harga saham POLL ). Hanya mungkin saja, karena kinerja kami di Semester I-2019 yang naik tinggi. Sejak pertama kali listing dan hingga kini pendapatan netto kami mencapai Rp403,51 miliar atau bertumbuh lima kali lipat," ujar Direktur Utama POLL , Nico Purnomo di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (5/9).
Sebelumnya, BEI mengumumkan suspensi perdagangan POLL akibat terjadi peningkatan harga yang signifikan. Sehingga, BEI memutuskan untuk menghentikan transaksi pada perdagangan 2 September 2019 dan mewajibkan manajemen POLL untuk melakukan public expose insidentil pada 5 September 2019.
Lebih lanjut Nico mengaku, manajemen perusahaan tidak mengintervensi pergerakan harga saham POLL , namun kondisi tersebut merupakan mekanisme pasar yang merespons positif kinerja keuangan POLL di semester pertama tahun ini. "Jadi, kinerja kami itu berpengaruh kepada persepsi investor. Apalagi dalam dua bulan ini naik signifikan," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menyebutkan, pada tahun ini POLL menargetkan perolehan pendapatan di 2019 sebesar Rp1,98 triliun atau meningkat 112,93 persen, namun baru diakui sebesar Rp403,51 miliar atau 20,4 persen dari target pendapatan yang diakui sampai Juni 2019. "Sehingga, sebesar Rp1,57 triliun atau 79,6 persen yang belum diakui di 2019," ujar Nico.
Nico menjelaskan, pendapatan 2019 berasal dari pengakuan pendapatan lanjutan atas booking sales yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya sampai 2018, yaitu diproyeksikan sebesar Rp1,52 triliun dan dari pendapatan atas penjualan baru yang terjadi pada 2019 yang diproyeksikan Rp461 miliar. "Target laba bersih di 2019 diperkirakan menjadi Rp394,44 miliar atau meningkat 72 persen (yoy)," ujarnya.
(Budi)

Sumber : admin