Tertarik Saham UNTR? Baca Nih Prospek Penjualan Alat Berat 2019-2021...
Wednesday, October 09, 2019       14:31 WIB

Ipotnews - Berlanjutnya pelemahan harga batubara akan menekan penjualan alat berat PT United Tractors Tbk () hingga 2021, demikian hasil riset Tim Analis Indo Premier Sekuritas yang dirilis pada Rabu (9/10).
Tim Analis memperkirakan penjualan alat berat bakalan loyo pada rentang 2019-2021, yakni hanya berkisar 3.300-3.400 unit saja, lebih konservatif dari target revisi penjualan alat berat yang dipasang perseroan sebanyak 3.600 unit pada 2019, yang merupakan revisi kedua dari target semula 4.800 unit menjadi 4.000 unit. "Kami perkirakan harga batubara tetap melemah, sehingga semestinya menghambat prospek pembelian alat berat oleh sektor pertambangan," ujar Tim Analis.
Tambahan lagi, lanjut Tim Analis, tren sebelumnya dan normalisasi pertumbuhan anggaran infrastruktur pemerintah (yang hanya tumbuh 2% yoy pada 2020) mengindikasikan pertumbuhan di sektor konstruksi kemungkinan tidak akan sekuat yang diperkirakan. Mengetatnya persaingan di level para pemain lapis ke-2 adalah risiko penurunan yang semakin memperburuk prospek.
"Pada saat yang sama, kami percaya bahwa permintaan untuk unit alat berat baru akan tetap buruk dalam 2-3 tahun ke depan, yang berarti bahwa sebagian besar penjualan alat berat akan didorong oleh kebutuhan penggantian alat berat yang lama," ulas Tim Analis.
Sepanjang tahun 2019 berjalan, penjualan alat berat terlihat tetap lemah, di mana pada Januari-Agustus 2019 (8M19), perseroan hanya mampu menjual 2.400 unit atau melorot 27% dibandingkan periode yang sama 2018 (yoy). Pelemahan terutama disebabkan lesunya aktivitas pertambangan di tengah penurunan harga komoditas pertambangan dan juga perlambatan aktivitas di sektor konstruksi di tahun Pemilu.
Pada basis ibu, Agustus 19 HE penjualan melihat pick-up (+ 16% mom), sebagian besar karena permintaan satu kali dari sektor kehutanan, sementara permintaan dari penjualan pertambangan dan konstruksi masih lemah. Secara bulanan (mom), penjualan alat berat pada Agustus 2019 terlihat menanjak (naik 16% mom), namun ini lebih dikarenakan permintaan sesekali dari sektor kehutanan, sementara permintaan dari sektor pertambangan dan konstruksi - yang biasanya berulang - tetap lemah.
Padahal, menurut Tim Analis, cuaca di Kalimantan yang sangat kering, yang biasanya mendorong peningkatan utilisasi peralatan dan peningkatan produksi, namun ternyata perusahaan pertambangan terlihat enggan untuk berinvestasi membeli alat baru karena ketidakpastian harga batubara, sehingga faktor cuaca ini hanya sedikit mendorong permintaan alat berat dari sektor pertambangan pada kuartal IV 2019 (4Q19), juga kemungkinan berlanjut pada 2020-2021 mendatang.
Revisi Target
Manajemen pada Agustus 2019 merevisi turun target penjualan alat berat tahun ini menjadi 3.600 unit. Ini adalah revisi kedua kali setelah awalnya menetapkan target pada 4.800 unit-5.000 unit dan diturunkan menjadi 4.000 unit.
Selain karena sektor pertambangan yang melemah, kesimpulan kami dan juga manajemen menunjukkan bahwa tren penjualan alat berat yang relatif lemah akan berlanjut pada 4Q19, karena pengeluaran pemerintah diperkirakan akan tetap lambat sampai pemerintahan baru hasil Pemilu 2019 mantap bergerak . Berkaca pada tren usai Pemilu 2014, kenaikan penjualan alat berat ke sektor konstruksi setelah 2019 mungkin tidak secepat yang diharapkan. Pada tren usai Pemilu 2014, penjualan alat berat ke sektor konstruksi baru pulih pada 2016.
"Dengan asumsi run-rate 240-250 unit per bulan untuk periode September-Desember 2019 (sejalan dengan run-rate Aug19), penjualan alat berat 2019 paling mungkin akan mencapai 3.300-3.400 unit saja," simpul Tim Analis.

Sumber : admin