The Fed Tak Terburu-buru Pangkas Suku Bunga, Rupiah Melemah Tipis
Friday, February 23, 2024       15:39 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar, Jumat, karena Federal Reserve menegaskan tidak ingin terburu-buru memangkas suku bunga acuan.
Mengutip data  Bloomberg,  Jumat (23/2), pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun delapan poin atau 0,05% menjadi Rp15.597 per dolar, dibandingkan Kamis (22/2) petang, yakni Rp15.589.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan depresiasi rupiah dipicu pernyataan hawkish the Fed dan data tenaga kerja Amerika Serikat yang kuat semakin melemahkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.
"Gubernur the Fed Christopher Waller mengatakan dia memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi sedang mendingin, sebelum bank sentral mempertimbangkan penurunan suku bunga," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Komentar Waller merupakan yang terbaru di antara banyak pejabat the Fed lainnya yang mengatakan bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter. Risalah pertemuan Januari the Fed juga menegaskan kembali pesan tersebut, awal minggu ini.
Komentar Waller muncul hanya beberapa jam setelah data menunjukkan klaim pengangguran secara tak terduga turun selama seminggu terakhir. "Data ini menandakan berlanjutnya kekuatan di pasar tenaga kerja, yang menghambat the Fed untuk memangkas suku bunga lebih awal," ujar Ibrahim.
Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan berisiko rendah semakin menyempit. "Gagasan ini membuat sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah," papar Ibrahim.
Di dalam negeri, Bank Indonesia mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus USD8,6 miliar pada kuartal IV-2023. Surplus pada periode tersebut meningkat signifikan dibandingkan kuartal III-2023 yang mencatat defisit USD1,5 miliar, sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia.
Ini menjadi sentimen positif yang membantu menahan pelemahan rupiah. "Surplus NPI pada kuartal IV-2023 ditopang surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap rendah," kata Ibrahim. (Adhitya/ef)

Sumber : Admin