Tips Dalam Mempersiapkan Pensiun
Tuesday, January 11, 2022       18:43 WIB

Merencanakan pensiun memang bukan hal yang mudah, tapi juga bukan perkara yang mustahil untuk dipelajari dan dilaksanakan. Yang pasti Anda perlumemantapkan hati dan teguh dalammerencanakan masa pensiun. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mempermudah upaya Anda dalam mempersiapkan masa pensiun;
Mulailah menabung (atau, lebih baik lagi, berinvestasi)
Jika Anda sudah menabung, untuk tujuan apapun, teruslah menabung karena menabung merupakan kebiasaan yang baik. Jangan terpaku pada aturan bahwa orang menabung hanya sebesar 20% atau 30% dari gajinya.
Jika Anda masih belum berkeluarga dan gaji Anda saat ini baru Rp5 juta per bulan, mungkin menabung sebanyak Rp1,5 per bulan sudah terbilang baik sekali. Tetapi jika Anda belum berkeluarga dan gaji Anda telah berjumlah Rp15 juta per bulan, maka Anda seharusnya bisa menabung lebih dari Rp4,5 juta per bulan.
Demikian pula, pada waktu kita masih memiliki cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maka 30% atau bahkan lebih dari gaji kita akan habis terpakai untuk membayar cicilan KPR. Tetapi bagaimana jika gaji kita telah naik berkali-kali lipat dibanding waktu pertama kali mengajukan KPR? Dibandingkan dengan gaji kita sekarang, tentu porsi cicilan KPR yang diambil, katakanlah sepuluh tahun lalu, akan turun. Atau dalam kasus lain dimana utang KPR telah lunas, maka kita akan mempunyai banyak uang yang dapat ditabung untuk Dana Pensiun.
Jadi, janganlah membuat patokan bahwa setiap bulan besarnya tabungan adalah 20% atau 30% dari gaji (dan selebihnya dapat dibelanjakan, karena kita mungkin tidak membutuhkan uang sebanyak itu untuk dibelanjakan).
Ketahuilah kebutuhan-kebutuhan pada waktu pension
Masa Pensiun tidaklah murah, karena pengeluaran tetap terjadi sementara penghasilan (pemasukan) telah berhenti. Di Amerika Serikat, para Perencana Keuangan memperkirakan bahwa pada masa pensiun, seorang pensiunan akan menghabiskan biaya sebesar 80% dari penghasilannya sebelum pensiun (untuk mempertahankan gaya hidupnya sehingga sama seperti sebelum pensiun).
Sementara itu, jaminan sosial ( social security ) yang diterima dari pemerintah hanya cukup untuk membiayai 40% dari biaya-biaya hidup orang itu. Tapi itu skenario di Amerika Serikat, di mana terdapat banyak skema pensiun yang diberikan kepada karyawan, bukan hanya jaminan sosial saja.
Di Indonesia, program pensiun untuk karyawan pada umumnya hanya diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar saja, baik yang dikelola sendiri dalam bentuk DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja), maupun yang dikelola oleh DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Untuk DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja), program pensiun yang ditawarkan saat ini semua telah berbentuk Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ), dibandingkan sebelumnya yang berbentuk Program Pensiun Manfaat Pasti ( PPMP ).
Sementara itu, Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ) dapat dikelola baik oleh perusahaan Asuransi Jiwa maupun Bank. Akan tetapi DPLK di Indonesia tidak terlalu popular, dan hanya sedikit sekali perusahaan yang mengikut-sertakan karyawannya ke dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ).
Untuk karyawan perusahaan lainnya, harus cukup puas dengan JHT (Jaminan Hari Tua) yang disediakan oleh BPJS -TK (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial - Tenaga Kerja) atau dahulu bernama Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Saat ini tidak ada data apapun tentang cukup tidaknya dana JHT (Jaminan Hari Tua) untuk membiayai masa pensiun kayawan. Cukuplah kalau dikatakan bahwa dana JHT hanyalah untuk memenuhi kebutuhan minimum seorang karyawan. Untuk karyawan pada golongan Manajer ke atas, perlu memikirkan program pensiun yang dikelola sendiri, sehingga masa pensiun dapat dinikmati sebagai periode emas ( golden period ) yang ditunggu-tunggu.
Pahami prinsip-prinsip berinvestasi
Prinsip investasi harus dimengerti oleh semua orang, tidak hanya mereka yang bekerja sebagai  fund manager  atau analis saham di pasar modal.  Bagaimana menginvestasikan  uang pensiunmu tidak kalah penting dibanding  berapa banyak uangmu yang diinvestasikan  untuk masa pensiunmu.
Berinvestasi harus dimulai sedini mungkin, dan tidak harus menunggu sampai uang kita sudah "cukup banyak" untuk diinvestasikan. Jika kita hanya memiliki uang terbatas, kita tetap dapat berinvestasi dengan membeli unit penyertaan reksadana. Dengan membeli reksadana, uang kita tetap terdiversifikasi ke dalam berbagai instrumen.
Seringkali orang salah kaprah dan menganggap bahwa berinvestasi berarti "main saham" dan main saham sama saja dengan berjudi. Investasi memang tidak identik dengan instrumen saham, karena orang dapat membeli instrumen lain untuk berinvestasi, misalnya instrumen obligasi, pasar uang, atau reksadana.
Untuk pemodal yang hanya memiliki jumlah dana terbatas, dengan membeli unit penyertaan reksadana, maka dana pemodal yang terbatas itu otomatis akan terdiversifikasi ke dalam berbagai instrumen yang ada dalam portofolio reksadana. Pemodal individual pun akan mendapatkan akses ke riset dan keahlian Manajer Investasi dan Bank Kustodian dalam mengelola dana.
Reksadana yang menurut kami lebih tepat untuk tujuan menyimpan dana pensiun adalah Reksadana Bursa (ETF) yang bersifat pasif karena (1) biayanya murah, misalnya  fee  ETF ekuitas hanya sekitar 0,25% p.a. dibanding fee Reksadana Saham yang dikelola aktif, sebesar rata-rata 2% p.a., (2) investment adalah  zero sum game , artinya profit yang diperoleh pemain yang satu diperoleh dari kerugian pemain yang lainnya, dan (3 .pada pasar modal yang efisien, semua informasi akan segera diketahui oleh semua pelaku pasar, sehingga percuma saja semua tindakan riset dan analisis untuk mencari saham-saham yang  mispriced  ( efficient market hypothesis ) . 
Penting sekali untuk diingat oleh pemodal yang menginvestasikan dananya untuk tujuan pensiun, bahwa jangan pernah sekali-kali "berinvestasi" dalam intrumen  derivative  (turunan), aset kripto, atau valas.
Investasi dana pensiun adalah investasi jangka panjang, jadi janganlah berinvestasi pada instrumen jangka pendek yang beresiko tinggi. Berinvestasi untuk dana pensiun ibarat lomba lari marathon, bukan lari  sprint  serratus meter.
Kemudian, berinvestasilah hanya pada instrumen yang Anda mengerti dan kuasai. Jangan berinvestasi pada instrumen yang tidak Anda kuasai, atau pada instrumen di mana "pemain-pemain" lain memiliki modal yang jauh lebih besar daripada Anda (misalnya, para "pemain"  foreign exchange  sesungguhnya adalah dealer-dealer bank sentral di dunia yang memiliki modal hampir tak terbatas).
Tidak menyentuh dana pensiun sebelum waktunya
Salah satu kesalahan terbesar pemodal yang menginvestasikan dana pensiun miliknya adalah seringkali mengambil dana pensiun itu ketika ada kebutuhan mendadak. Misalnya kebutuhan untuk memperbaiki mobil yang mendadak rusak, atau kebutuhan untuk biaya anak masuk perguruan tinggi, dan lain-lain.
Karena itulah, kami selalu menyarankan bahwa sebelum berinvestasi, baik jangka pendek, jangka menengah atau pun jangka panjang seperti Dana Pensiun, orang telah terlebih dahulu mempersiapkan Dana Cadangan ( reserve fund ). Biasanya, pada kondisi normal, dana cadangan itu besarnya ekuivalen dengan penghasilan selama tiga bulan sampai dengan enam bulan gaji.
Tetapi pada kondisi pandemi seperti saat ini, sangat direkomendasikan untuk meningkatkan dana cadangan ini menjadi enam sampai dua belas bulan gaji. Kalau orang telah memiliki dana cadangan yang cukup, maka Dana Pensiun miliknya akan dapat diinvestasikan ke dalam instrumen jangka panjang, karena tidak ada kebutuhan penarikan dana dalam jangka pendek.
Banyak membaca atas hal-hal yang belum diketahui
Tidak ada seorangpun yang dapat mengklaim bahwa ia telah menguasai semua bidang ilmu, karena itu banyak-banyaklah membaca atas hal-hal yang belum diketahui. Saat ini, dengan fasilitas internet, akses terhadap informasi sangatlah mudah dan murah. Yang diperlukan hanyalah kemauan untuk mengakui bahwa ada hal-hal yang belum kita ketahui.
Anda mungkin, karena kuliah atau karena pekerjaan, adalah seorang insinyur sipil yang hebat, atau seorang dokter yang hebat, tetapi Anda bukan Manajer Investasi yang handal, misalnya. Bahkan jika Anda seorang Manajer Investasi yang handal, atau seorang analis saham yang hebat, dapat dipastikan bahwa Anda bukan Perencana Keuangan yang profesional (hebat).
Karena itu, janganlah malu untuk mengakui bahwa masih ada hal-hal yang belum kita kuasai. Salah satu cara untuk menguasai teknik perencanaan keuangan yang baik adalah dengan rajin membuka website IPOTNEWS, karena topik perencanaan keuangan pada IPOTNEWS diberikan secara cuma-cuma.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS