Tren Naik, Namun Strategi di Pasar ETF Tetap Konservatif-Defensif
Tuesday, October 20, 2020       09:27 WIB

Ipotnews - Meski pasar tengah dalam tren menanjak, ETF Desk Indo Premier Sekuritas tetap konservatif dengan merekomendasikan investor memilih ETF dengan volatilitas rendah (broadbase) dan ETF dengan daya defensif tinggi (berbobot saham perbankan besar).
"Angka penjualan di Amerika dan China yang menguat di September menunjukkan tanda pemulihan ekonomi. Sentimen positif untuk regional termasuk Indonesia. Namun, kami memilih broadbased ETF seperti /XIIT (IDX30) juga R-LQ45X, , (LQ45) yang cenderung memiliki volatilitas lebih rendah dibandingkan pasar. Selain broadbased ETF, kami juga melihat (SriKehati) dan ( MSCI Indo Large Cap) sebagai pilihan. Di mana kedua ETF ini memiliki bobot sektor perbankan yang cukup tinggi. Sektor perbankan relatif defensif disaat market bergerak dengan volatilitas yang tinggi," papar ETF Desk dalam ETF Morning Notes-nya, Selasa (20/10)
Dinihari WIB tadi, bursa Wall Street ditutup melemah yang dikontribusikan oleh sektor teknologi akibat belum tercapainya kesepakatan stimulus fiskal di Amerika. Sentimen negatif juga muncul setelah angka kasus positif corona di dunia telah mencapai 40 juta kasus. Sementara Asia pagi ini dibuka bervariasi setelah kemarin setelah pengumuman angka GDP 3Q20 China yang tercatat di 4.9% menunjukkan pemulihan ekonomi walaupun angka tersebut di bawah konsensus di 5.5%.
"Domestik, kami melihat potensi penguatan berlanjut di IHSG dengan sentimen global dan pergerakan harga komoditas yang menguat seperti CPO dan batubara.," tambah catatan itu.
Automotive : Kementrian Keuangan menolak usulan pembebasan PpnBM karena tidak memberikan efek pengganda. Sementara Gaikindo prediksi pada FY20 penjualan mobil hanya mencapai 600k unit, sementara angka 9M20 hanya mencapai 372k unit (72% dari target).
: Berencana mengembangkan bisnis anak usaha non tol di sektor properti. Target pendapatan non tol pada FY20 di Rp268bn, sementara pada 1H20 mencatat pendapatan sebesar Rp6.77tn (-51% yoy) akibat pandemi.
: Targetkan kontrak baru mencapai Rp30.6tn (20% yoy) di FY21F.
CPO: Produksi CPO di FY20F diperkirakan berada di 19.4mn ton (-2% yoy). Sementara harga CPO terproyeksi menuju Rm3,600/ton.
Pharmacy: Bio Farma siap produksi 260mn dosis vaksin corona. Vaksin diprediksi berada di harga kisaran Rp200rb/dosis.
Pegadaian: Membuka lini bisnis baru setelah menerima saham sebagai produk gadai, kini pegadaian berencana menerima SBN dan ORI sebagai jaminan. Saat ini Pegadaian baru bekerja sama dengan lima sekuritas.
Covid-19 Update: Indonesia, Positif: 365,240 Kasus; Sembuh: 289,243 Kasus; Meninggal: 12,617 Kasus.*Data per 19/10/20.

Sumber : admin