Upaya EXCL Atasi Tantangan Pertumbuhan Diganjar Rating Buy
Tuesday, November 06, 2018       11:30 WIB

Ipotnews - Target price (TP) saham PT XL Axiata Tbk () terpangkas 14 persen menjadi Rp3.000/saham dari TP sebelumnya Rp3.500/saham. Namun demikian Indo Premier Sekuritas mempertahankan rekomendasi Buy saham .
Analis Indo Premier Sekuritas Paula Ruth mengulas, bila nilai tukar rupiah terhadap USD naik 5% akan meningkatkan TP sebesar 3,5 persen menjadi Rp3.100/saham dan begitu pula sebaliknya dengan asumsi semuanya sama.
Asumsi tersebut antara lain target rasio EV/EBITDA tahun 2019 sebesar 5 kali. Saham diperdagangkan 4,1 kali proyeksi EV/EBITDA tahun 2019. Risiko pelemahan antara lain kurangnya katalis hingga hasil kinerja periode triwulan IV 2018 dan target tahun 2019.
Kinerja Keuangan
Pendapatan dalam 9 bulan 2018 sesuai dengan konsensus para analis berkat monetisasi di Jawa. Namun kecepatan monetisasi data melambat (masih terus di Jawa sementara persaingan sudah bergerak di luar Jawa).
Kurangnya pertumbuhan di luar Jawa juga ikut melambatkan monetisasi data tersebut selain minimnya sinyal pemulihan rupiah terhadap dolar AS dalam jangka pendek. Pencapaian EBITDA pada 9M18 masih sejalan dengan ekspektasi tetapi masih di bawah konsensus para analis akibat faktor geliat marjin yang masih tipis pada periode 3Q18 serta minimnya marketing.
Market Area Jawa
Sebagian besar pertumbuhan pendapatan masih tergantung di area market di Jawa (kontribusi pendapatan luar Jawa sekitar 15 persen). Manajemen mengatakan telah menaikkan tarif berbagai paket di pasar area Jawa sebesar 0 persen hingga 35 persen sejak pertengahan bulan Mei tahun ini.
Tetapi kenaikan tarif paket tersebut belum mencapai level harga setahun terakhir. Hal ini sebagian dikarenakan pendapatan 3Q18 masih negatif secara YoY. Perseroan saat ini melihat pasar area Jawa masih kondusif bagi monetisasi dan ke depan berharap terus menaikkan tarif di Jawa sambil memantau reaksi pelanggan dan pesaing terhadap hal itu.
Pertumbuhan Luar Jawa
Perseroan mungkin masih memprioritaskan peningkatan penetrasi untuk mencapai skala ekonomi yang lebih baik di luar Jawa, sebelum mendorong monetisasi secara signifikan. Ekspansi ke area pasar luar Jawa selesai tahun depan.
Indo Premier mengasumsikan pertumbuhan pendapatan tarif data pada 2018,2019 dan 2020 masing-masing 13 persen, 17 persen dan 16 persen secara YoY. Sedangkan EBITDA tumbuh 1 persen, 6 persen dan 9 persen (YoY).
Risiko Valas
Di sisi lain diperkirakan akan melunasi pembayaran utang senilai USD300 juta (30% dari total utang dengan hedging Rp14.600) pada triwulan pertama 2019. Pelunasan ini lebih awal dibarengi biaya pinalti.
Sentimen terhadap harga saham tetap dipengaruhi oleh pelemahan rupiah dalam sisi capex (45 persen terkait dengan pergerakan mata uang USD).
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue(RpBn)

21,341

22,876

22,184

23,795

25,918

EBITDA(RpBn)

8,058

8,321

8,219

8,807

9,610

EBITDA Growth (%)

(4.0)

3.3

(1.2)

7.2

9.1

Net Profit(RpBn)

375

375

(382)

(427)

(121)

EPS (Rp)

35

35

(36)

(40)

(11)

EPS Growth (%)

(1,582.0)

(0.1)

(201.9)

11.6

(71.6)

Net Gearing (%)

62.6

56.8

65.4

64.9

51.8

Core PER (x)

(145.2)

59.8

(27)

(26)

(48)

PBV (x)

1.1

1.0

1.1

1.1

1.1

Dividend Yield (%)

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

EV/EBITDA (x)

4.5

4.3

4.4

4.1

3.8

 source: , Indo Premier Sekuritas ; Share Price Closing as of 05 November 2018 


Sumber : admin