Valuasi Menarik di Sejumlah Sektor Pendorong IHSG Jadi Momentum Masuk ke Pasar ETF, Berikut Pilihannya...
Thursday, July 22, 2021       09:09 WIB

Ipotnews - ETF Desk Indo Premier Sekuritas menilai valuasi yang menarik di beberapa sektor utama pendorong IHSG menjadi momentum untuk masuk ke ETF, terutama valuasi di sektor perbankan, otomotif, dan telekomunikasi. Secara jangka pendek, sektor batubara juga masih menarik karena lagging terhadap harga batubara dunia.
"Untuk itu, kami merekomendasikan ETF berbasis indeks LQ45, IDX30, dan MSCI seperti R-LQ45X, /XIID, , dan , juga ETF yang bersifat aktif seperti dan karena kedua nama ini memiliki proxy di new economy yaitu yang bersifat digital dan teknologi," sebut ETF Desk dalam Morning Notes-nya, Kamis (22/7).
Dinihari WIB tadi, Wall street ditutup menguat, angka laporan keuangan emiten yang di atas konsensus seperti Coca-Cola dan J&J menambah sentimen positif setelah sebelumnya saham yang diuntungkan dengan pembukaan ekonomi juga turut mencatat kenaikan. "Bursa Asia pagi ini dibuka menguat sementara domestik, inflow asing setelah berlanjutnya penurunan tren kasus baru Covid-19 dan kenaikan harga komoditas terutama minyak WTI di +4% dapat menjadi sentimen tambahan IHSG ."
Berikut sejumlah update pasar dan portofolio dari ETF Desk:
: Manajemen indikasikan kenaikan produksi dan volume penjualan di 2Q21F membuat berpotensi untuk capai target FY21F sebesar 30mn ton. Hal ini terjadi karena kenaikan utilitasi pabrik akibat menurunnya curah hujan di Apr-Jun. Penjualan di 2Q21F berpotensi mencapai 7mn ton (+21% yoy; +19% qoq). Maintain Buy.
: HSMP volume penjualan +12% yoy (+1.3% qoq) didorong peningkatan penjualan Sampoerna A Mild. Volume A Mild +26% yoy (+5.6% qoq). Secara ytd, pergerakan harga saham _underperformed_ IHSG sebesar 27% walaupun adanya peningkatan secara Maintain Hold.
BI Rate: Pengumuman suku bunga BI hari ini, pada 14:00. Kami melihat suku bunga BI akan tetap di 3.5% sampai dengan akhir tahun. Kami juga tidak melihat risiko yang tinggi di Rupiah sehingga dapat terdepresiasi lebih.
Policy: BPS mencatat rerata inflasi inti bulanan di 1H21 hanya di 0.12% lebih rendah dibandingkan tahun lalu di 0.34%. Daya beli menurun karena perpanjangan PPKM namun bantuan sosial dapat menutup pengeluaran kelompok masyarakat 40% terbawah.
: 2Q21, catat marketing sales sebesar Rp4.5tn (+56% yoy). 1H21, catat 65% marketing sales di FY21F. Penjualan dari segmen residensial mencapai Rp3tn (67%) Sementara Rp1.2tn dari kavling komersial. Penjualan juga terdorong insentif subsidi PPN
: Optimis penjualan dapat tumbuh 43% yoy pada FY21F. Kinerja akan terdorong oleh ekspor dimana ekspor meningkat 15x secara yoy menjadi 162k ton. 1H21, pendapatan +90% yoy dan volume +43% yoy.

Sumber : admin