Virus Berpotensi Hambat Ekonomi China, Emas Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan
Tuesday, January 28, 2020       03:41 WIB

Ipotnews - Emas melesat ke level tertinggi hampir tiga pekan, Senin, karena meningkatnya kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi akibat wabah  coronavirus  membuat investor bergegas mencari tempat berlindung yang aman ( safe-haven ).
Harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi USD1.577,31 per ounce pada pukul 01.50 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (27/1) atau Selasa (28/1) dini hari WIB. Di awal sesi, harga melejit jadi USD1.586,43 per ounce, level tertinggi sejak 8 Januari.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,3% lebih tinggi menjadi USD1.577,4 per ounce.
"Pembelian  safe-haven  dipicu oleh virus di China dan kita melihat aksi jual besar-besaran di pasar ekuitas...Sebagian besar panik, pasar melihat prospek ekonomi China melambat," kata Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets. "Emas bisa mencapai tingkat tertinggi baru-baru ini di atas USD1.600 jika kondisinya (virus) memburuk."
Korban tewas akibat wabah  coronavirus  itu meningkat menjadi 81 orang di China, dengan 2.800 kasus dikonfirmasi, dan virus tersebut telah menyebar ke lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat dan Prancis.
Saham Wall Street dibuka anjlok lebih dari 1% lebih rendah, sedangkan imbal hasil US Treasury 10-tahun jatuh ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan.
"Tren utama (dalam emas) tetap  bullish , dengan koreksi jangka pendek yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir tampaknya berakhir, meningkatkan kemungkinan harga mencapai level tertinggi 7-tahun yang baru dalam beberapa minggu ke depan," kata analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa.
Emas mencapai level tertinggi hampir 7 tahun, yakni USD1.610,90 per ounce, pada awal bulan, setelah jenderal Iran tewas dalam serangan udara AS, tetapi reli itu berumur pendek.
Selanjutnya, investor juga akan mencermati pertemuan kebijakan pertama Federal Reserve tahun ini pada 28-29 Januari, yang secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Logam lainnya, palladium yang mengalami defisit anjlok 5,8% menjadi USD2.287,46 per ounce, dan platinum merosot 1,8% menjadi USD983,76 per ounce.
"Palladium telah melihat lonjakan besar sampai sekarang, tidak bisa menguat selamanya. Suatu saat, beberapa koreksi harus terjadi," kata Meir.
Perak turun 0,2% menjadi USD18,05 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 8 Januari di posisi USD18,33 per ounce. (ef)

Sumber : Admin