WEGE & Pemkot Medan Ground Breaking Renovasi Stadion Teladan
Wednesday, February 07, 2024       19:43 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk () dan Pemerintahan Kota Medan melaksanakan Ground Breaking Rehabilitasi dan Renovasi Stadion Teladan Medan.
Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana mengatakan pekerjaan pelaksanaan rehabilitasi dan renovasi Stadion Teladan Medan saat ini sedang dilakukan persiapan, sejak dimulai tanda tangan kontrak akhir Desember lalu. Adapun kontrak proyek ini tercatat sebesar Rp 275 miliar dengan estimasi waktu 370 hari.
"Saat ini pekerjaan sedang dalam tahap persiapan, karena memang harus melengkapi administrasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait, lingkup pekerjaan kami seperti Struktur, Arsitektur dan MEP. Kami pun berkomitmen untuk menjaga kualitas dan selalu mencapai 4Z (Zero Accident, Zero Defect, Zero Complain dan Zero Temuan)," ungkap Bagus dalam keterangan resmi, Rabu (7/2/2024).
Sementara itu, Walikota Medan Bobby Nasution menegaskan kepada semua pihak terkait bahwa dalam proyek ini, tidak hanya penting untuk menyelesaikan pekerjaan fisiknya saja. Namun, yang sama pentingnya adalah memastikan bahwa Stadion Teladan ini akan terjaga dengan baik di masa mendatang.
"Kualitas konstruksi dan pemeliharaan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama kita. Saya mengharapkan setiap pelaksana untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam memastikan keberlanjutan Stadion Teladan ini untuk kesejahteraan dan kebanggaan bersama bagi warga Medan,"ucap Bobby.
Selain itu, baru-baru ini juga resmi memulai pembangunan Gedung Sistem Peringatan Dini Bencana BMKG Jakarta dan Bali yang merupakan kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ).
Untuk kedua proyek tersebut, penandatangan Kontrak Kerja pada pekerjaaan pengembangan sistem operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (ina TEWS ) gedung Jakarta dan Bali.
Ground Braking di Jakarta pada akhir Januari lalu yang disambut baik kedua belah pihak. Gedung pengembangan system operasional Inatews Jakarta ini terdiri dari 2 basement dan 9 lantai serta luas bangunan mencapai 8.679.88 meter persegi.
Adapun teknologi yang diterapkan dalam bangunan tersebut menggunakan Base Isolation tipe pendulum yang pertama di Indonesia, karena jika terjadi gempa hingga mega trust Gedung tersebut tetap berdiri kokoh.
Bagus berterima kasih atas kesempatan kolaborasi dengan BMKG dan berharap proyek ini berjalan sesuai rencana.
"Kita bisa mulai pembangunan ini dengan segera agar selesai tepat pada waktunya. Karena sudah menjadi komitmen kami untuk bisa tepat waktu, tepat kualitas dan harus sesuai dengan ketaatan serta kepatuhan good governance. Kami juga mohon dukungan kepada semua pihak selama proyek berlangsung," jelas Bagus .
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa Pengembangan system ini untuk mengejar ketertinggalan teknologi Indonesia khususnya teknologi system peringatan dini bencana.
"Seperti kita tahu bahwa teknoogi di Jepang itu sangat maju, bahkan setelah kita kaji teknologi di Indonesia khususnya untuk peringatan dini dalam bencana baik tsunami ataupun gempa itu tertinggal 20 tahun dari Jepang. Sedangkan kita menjadi garda terdepan dalam memberikan peringatan bagi kurang lebih 20 negara di asia tenggara dan sekitarnya. Untuk itu pengembangan system peringatan dini bencana ini harus segera berdiri," tutur Dwikorita
Dia menegaskan ina TEWS Jakarta dan Bali nantinya akan menjadi command centernya BMKG ."Jadi Gedung ini harus kuat untuk bisa memberikan informasi terkait gempa dan tsunami," tegas Dwikorita.
Dwikorita menerangkan bahwa Gedung ini sebagai fasilitas command center guna dapat mendeseminasi informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika termasuk juga peringatan dini.
Secara operasional, hal ini menunjukan konsistensi Indonesia menyediakan layanan informasi dan data yang tidak hanya diperuntukan level nasional namun diperuntukan level dunia dimana command center backup ini akan menjamin kinerja pelayanan BMKG tetap berjalan 24 jam tanpa henti.
Spesifikasi Gedung yang akan dibangun di Bali terdiri dari 1 basement dan empat lantai dengan total luas bangunan 2.700,92 meter persegi. Teknologi atau system yang dipakai, untuk bangunan Gedung yang di Bali menggunakan Base Isolation tipe Lead Rubber Bearing (LRB).
mendapat pekerjaan yang melingkupi Persiapan, Struktur, Arsitek, Mekanikal, Elektronik dan Plumbing dalam waktu pengerjaan kurang lebih 365 hari kerja untuk ke dua Gedung baik di Jakarta maupun di Bali. Kegiatan pembangunan gedung command center ini dibiayai dari pendanaan World Bank di dua lokasi yaitu di lokasi kantor BMKG Pusat Jakarta dan juga lokasi kantor Balai Besar Wilayah III di Bali.
(dpu/dpu)

Sumber : www.cnbcindonesia.com