Wall Street Lunglai Digempur Aksi Jual, Dow Anjlok Lebih dari Seribu Poin
Thursday, May 19, 2022       04:48 WIB

Ipotnews - Dow Jones Industrial Average membukukan kerugian terbesar sejak 2020, Rabu, setelah raksasa ritel kembali memperingatkan kenaikan tekanan biaya, mengkonfirmasi ketakutan terburuk investor atas lonjakan inflasi dan menghidupkan lagi aksi jual brutal 2022.
Dow ditutup anjlok 1.164,52 poin, atau 3,57%, menjadi 31.490,07, penurunan rata-rata terbesar sejak Juni 2020. Itu adalah penutupan terendah bagi Dow sejak Maret 2021, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Rabu (18/5) atau Kamis (19/5) pagi WIB.
S&P 500 diperdagangkan merosot 4,04% atau 4,04% menjadi 3.923,68, juga penurunan terburuk sejak Juni 2020. Nasdaq Composite Index tergelincir 4,73% atau 566,37 poin menjadi 11.418,15, yang merupakan pelemahan terbesar bagi indeks teknologi itu sejak 5 Mei. Aksi jual Wall Street terlihat meluas dan intens, dengan hanya delapan anggota S&P 500 berakhir di zona hijau.
Pasar berbalik menuju aksi jual besar-besaran setelah dua laporan triwulanan berturut-turut dari Target dan Walmart memicu kekhawatiran investor akan lonjakan inflasi yang mengurangi keuntungan perusahaan dan permintaan konsumen. Itu adalah pelemahan Dow kelima lebih dari 800 poin sepanjang tahun ini, yang semuanya terjadi karena aksi jual saham meningkat dalam satu bulan terakhir.
"Kita mulai melihat pada akhir tahun bahwa konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk. Ini akan merugikan ritel terkemuka, dan Walmart cenderung menjadi salah satunya," ujar Megan Horneman, Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors.
Saham Target jatuh 24,9% setelah emiten ritel itu melaporkan laba kuartal pertama jauh lebih rendah dari perkiraan Wall Street karena biaya bahan bakar dan kompensasi yang lebih tinggi. Target juga melihat penjualan yang lebih rendah dari perkiraan untuk barang dagangan diskresioner seperti televisi.
Target mengikuti Walmart, Selasa, yang melaporkan laba jauh di bawah ekspektasi, karena juga mengutip biaya bahan bakar dan tenaga kerja yang lebih tinggi. Saham Walmart anjlok 11% pada sesi Selasa, dan turun lagi 6,8% sehari berselang.
"Jelas bahwa biaya transportasi penting dan berdampak pada [beberapa] perusahaan terbesar," kata Kim Forrest, pendiri Bokeh Capital. "Jadi saya pikir investor menggaruk-garuk kepala, 'jadi, siapa selanjutnya?' Dan mereka memberikan visibilitas tentang apa yang terjadi dengan konsumen."
Pengecer lain terpukul di belakang laporan keuangan kuartalan Target yang mengecewakan -- dengan SPDR S&P Retail ETF anjlok 8,3%. Harga saham Amazon tersungkur 7,2%, dan Best Buy melorot 10,5%. Dollar General's menyusut 11,1%, dan Dollar Tree tergelincir 14,4%. Saham Macy's turun 10,7%, sementara Kohl's merosot 11%.
Lowe's jatuh 5,3% setelah meleset dari ekspektasi penjualan dalam laporan kuartal pertama karena konsumen membeli lebih sedikit persediaan untuk proyek outdoor.
"Perusahaan mana pun yang bergantung pada pembelian rumah tangga dan  discretionary  kemungkinan akan menderita pada kuartal ini, karena banyak pemasukan  discretionary  disalurkan ke harga makanan dan energi," kata Jack Ablin, mitra pendiri Cresset Capital.
Saham dan aset berisiko lainnya tertekan oleh inflasi dan upaya Federal Reserve untuk menghambat lonjakan harga melalui kenaikan suku bunga, yang menyebabkan kekhawatiran tentang potensi resesi.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun turun di bawah 2,9% setelah sempat mencapai 3% pada Rabu pagi, karena investor kembali ke obligasi sebagai  safe-haven. 
Dow menyusut selama tujuh pekan berturut-turut, tetapi saham mulai stabil lagi selama tiga sesi perdagangan sebelumnya. Pekan lalu, S&P 500 jatuh ke ambang  bear market  - atau 20% di bawah rekor tertingginya.
Setelah kejatuhan Rabu, S&P 500 sekarang sekitar 18,6% di bawah rekornya. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Apr 18, 2024 - 15:11 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 GPSO
Thursday, Apr 18, 2024 - 15:05 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BOLT
Thursday, Apr 18, 2024 - 14:55 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HELI
Thursday, Apr 18, 2024 - 14:54 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 MAPB
Thursday, Apr 18, 2024 - 14:49 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 SMLE
Thursday, Apr 18, 2024 - 14:47 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PBID