Wall Street Tersengat Data Ritel Amerika, Dow dan S&P 500 "Melempem"
Friday, February 15, 2019       05:42 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street sebagian besar ditutup lebih rendah, Kamis, karena laporan penjualan ritel Amerika Serikat yang mengecewakan dan laporan keuangan emiten yang variatif.
Dow Jones Industrial Average turun 0,41 persen atau 103,88 poin menjadi 25.439,39, demikian laporan  AFP  dan   CNBC  , di New York, Kamis (14/2) atau Jumat (15/2) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 0,27 persen atau 7,30 poin menjadi 2.745,73, sedangkan Nasdaq Composite Index naik tipis 6,58 poin atau 0,09 persen menjadi 7.426,95.
Saham mengalami tekananpada sesi pagi setelah Departemen Perdagangan melaporkan penjualan ritel AS anjlok 1,2 persen pada Desember dari bulan sebelumnya, menandai penurunan ( month-to-month ) terbesar sejak September 2009.
Laporan tersebut menyebutkan konsumen AS menahan diri selama puncak musim belanja liburan, bertepatan dengan kejatuhan pasar saham kala itu.
Namun, para analis umumnya ragu-ragu untuk melihat angka tersebut sebagai tanda ekonomi AS yang melambat, mencatat beberapa faktor yang membebani sentimen pada saat itu.
"Kita tidak pernah suka mengambil satu bagian data dan memperkirakannya, terutama jika kita melihat penutupan aktivitas pemerintah ( government shutdown ) selama 35 hari, ketegangan perdagangan (AS-China)," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar National.
"Jika ini adalah sebuah tren dan itu terjadi pada laporan lain, kami akan menganggapnya serius."
"Angka tersebut sangat mengerikan," tutur Peter Boockvar, Kepala Investasi Bleakley Advisory Group. "Konsumen AS menopang ekonomi global di pundaknya. Setelah melihat data hari ini, kitaberharap itu adalah satu bulan yang berbeda dan kebangkitan saham pada Januari dan bulan ini akan menghidupkan kembali belanja konsumen."
Data itu dirilis di tengah berlangsungnya perundingan perdagangan AS-China. Presiden Donald Trump, Rabu, mengatakan perundingan tersebut "berjalan sangat baik" karena kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan sebelum batas waktu awal Maret. Kamis,  Bloomberg News  melaporkan Trump mungkin bersedia memperpanjang batas waktu 60 hari.
Saham Wall Street berada di jalur untuk membukukan keuntungan solid pekan ini. Tiga indeks utama semuanya menguat setidaknya satu persen hingga penutupan Kamis.
"Banyak orang, termasuk saya, berpikir (kesepakatan) perdagangan akan dicapai," ungkap Ryan Nauman, analis Informa Financial Intelligence. "Fakta Presiden Trump berpotensi memperpanjang tenggat waktu itu adalah kabar baik bahwa kesepakatan perdagangan akan diselesaikan. Ini hanya masalah kapan."
Pencetak penurunan terbesar dalam komponen Dow adalah Coca-Cola, yang menukik 8,4 persen setelah merilis prospek 2019 yang mengecewakan pelaku pasar. Raksasa soda itu mengutip pelemahan di sejumlah negara berkembang, seperti Turki, Argentina, dan beberapa bagian Afrika.
Tetapi Cisco Systems melesat 1,9 persen setelah merilis perkiraan pendapatan lebih baik dari perkiraan dan meningkatkan dividennya. (ef)

Sumber : Admin