Waskita Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 9,6 Triliun
Wednesday, September 16, 2020       16:47 WIB

JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk () meraih kontrak pelaksanaan pembangunan tiga proyek infrastruktur pengairan senilai total Rp 1,08 triliun. Hal tersebut membuat perolehan nilai kontrak baru perseroan menjadi Rp 9,6 triliun hingga September ini.
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Shastia mengatakan, perseroan ditunjuk menjadi kontraktor pelaksanaan pembangunan Bendungan Way Sekampung paket IV, proyek Bendungan Jragung Paket I, dan Pembangunan Sewerage Jambi B2.
"Kontrak konstruksi proyek Bendungan Way Sekampung Paket IV sudah ditandatangani, sementara untuk proyek Bendungan Jragung dan Sewerage Jambi sudah diumumkan Waskita sebagai pemenang dan saat ini menunggu masa sanggah," jelas dia dalam keterangan resmi.
Penandatanganan kontrak Bendungan Way Sekampung Paket IV dilaksanakan pada 9 September 2020. Sebagai kontraktor pelaksana, lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh perseroan mencakup pekerjaan jembatan, leneng dan oprit jembatan, akses jalan baru, pekerjaan dermaga, dan pekerjaan trashboom termasuk penyelenggaran sistem manajemen keselamatan konstruksi.
Saat ini, Waskita juga tengah menyelesaikan proyek Bendungan Way Sekampung paket II. Per akhir Agustus 2020, progres pekerjaan proyek sudah mencapai 92,92% dan diproyeksikan selesai pada tahun ini.
Selain itu, Waskita turut menggarap sembilan Bendungan lain yang tersebar di seluruh Indonesia seperti Bendungan Bener, Bendungan Jlantah, Bendungan Karian, Bendungan Tapin, Bendungan Rukoh, Bendungan Leuwikeris, Bendungan Temef, Bendungan Marga Tiga, dan Bendungan Tiga Dihaji.
"Kami memastikan pengerjaan seluruh proyek bendungan berjalan sesuai target yang telah ditetapkan dengan mematuhi seluruh protokol kesehatan," kata Shastia.
Secara total Waskita telah mencatatkan perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp 9,6 triliun termasuk beberapa proyek infrastruktur besar lainnya seperti jalan tol Ciawi-Sukabumi seksi 3 dan 4, jalan tol Pasuruan-Probolinggo seksi 4, jaringan irigasi Rentang, perkuatan Pantai DKI Jakarta, dan modern rice milling plant ( MRMP ) Subang.
Divestasi
Baru-baru ini, Waskita Karya melalui PT Waskita Toll Road melakukan divestasi 30% saham dalam PT Kresna Kusuma Dyandra Marga ( KKDM ), pemegang konsensi jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu. Nilai transaksinya sebesar Rp 550 miliar.
Saham tol Becakayu ini dilepas kepada investor Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas ( RDPT ). PT Danareksa Investment Management bertindak sebagai manajer investasi RDPT . Sementara PT Bank Central Asia Tbk () sebagai bank kustodian sebagaimana tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas RPDT Ekuitas Danareksa Toll Road-01.
"Latar belakang dilakukan transaksi ini adalah untuk menunjang kegiatan operasional Waskita Toll Road, sehingga dapat memaksimalkan kinerja usaha dan memberikan nilai tambah bagi perseroan dan pemegang saham," jelas manajemen.
Sebagai informasi, sebelum divestasi, Waskita Toll Road menguasai 99,70% saham KKDM . Sementara Tol jalan tol Becakayu memiliki panjang 16 kilometer (km) yang terdiri dari dua seksi. Saat ini bagian jalan tol tersebut yang sudah beroperasi adalah paket 1B dan 1C, yakni Cipinang-Jaka Sempurna sejauh 8,5 km, sedangkan paket 2A yakni Jaka sampurna-Kayuringin ditargetkan beroperasi pada Desember 2020.
Adapun salah satu strategi divestasi jalan tol Waskita adalah mencari investor strategis. Perseroan mengejar target pelepasan lima hingga tujuh ruas jalan tol pada semester II-2020. Manajemen memperkirakan divestasi jalan tol dapat membantu perseroan mengurangi beban utang hingga Rp 20 triliun.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan, lima hingga tujuh ruas jalan tol yang akan dilepas itu sudah memiliki calon investor. Para calon investor tersebut sedang melakukan proses due diligence.
Waskita Toll Road tercatat memiliki investasi pada 16 ruas jalan tol. Sebanyak 10 ruas telah beroperasi secara penuh maupun parsial, sementara lima ruas dalam proses pembangunan. Perseroan fokus menyelesaikan seluruh ruas tol investasi agar ruas-ruas ini dapat segera masuk ke pipeline divestasi. "Kebanyakan calon investor lebih tertarik pada ruas yang telah beroperasi karena tidak ada risiko pembebasan lahan atau risiko konstruksi," ujar Taufik.

Sumber : INVESTOR DAILY