Waskita Toll Road Jajaki `Convertible Bond` Rp 2,5 Triliun
Saturday, September 19, 2020       10:00 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Waskita Toll Road mengusulkan rencana penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) atau  convertible bond  maksimal Rp 2,5 triliun. Dana hasil emisi surat utang tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada induk usaha perseroan, PT Waskita Karya Tbk ().
Usulan ini terungkap dalam riset PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang menetapkan peringkat BBB atas rencana penerbitan  convertible bond  Waskita Toll Road. Secara bersamaan, Pefindo turut menyematkan peringkat BBB untuk Waskita Toll Road beserta surat utang jangka menengah ( medium term notes /MTN) II perseroan tahun 2019. Sementara itu, outlook untuk peringkat Waskita Karya dipertahankan negatif.
"Obligor dengan peringkat BBB memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Namun, kondisi ekonomi yang merugikan dan berubah bisa menekan kapasitas obligor memenuhi komitmen keuangannya," ungkap Pefindo dalam risetnya, Jumat (18/9).
Peringkat Waskita Toll Road mencerminkan posisi perseroan sebagai anak usaha inti Waskita Karya dengan proyek jalan tol yang prospektif, serta valuasi yang lebih baik. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dalam jangka pendek hingga menengah.
Pefindo menilai, Waskita Toll Road punya ketergantungan yang tinggi pada divestasi aset untuk mendukung ekspansi bisnis. Perseroan turut memiliki risiko bisnis terkait dengan pembangunan jalan tol baru. "Peringkat Waskita Toll Road bisa diturunkan jika divestasi gagal terealisasi, lalu diikuti dengan beban utang yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini bisa melemahkan struktur permodalan dan arus kas," jelas Pefindo.
Lebih lanjut, peringkat perseroan juga berpotensi di bawah tekanan, apabila tidak mampu menyelesaikan pembangunan jalan tol dengan kepemilikan mayoritas. Pasalnya, proyek yang tidak terselesaikan berpotensi menunda penerimaan arus kas.
Sementara itu, outlook Waskita Karya dapat direvisi menjadi stabil, apabila perusahaan memperbaiki leverage keuangan serta menjaga rasio cakupan bunga secara berkelanjutan. Posisi keuangan ini dapat didukung oleh penerimaan kontrak baru yang memberikan visibilitas pendapatan selama beberapa tahun ke depan.
"Aksi Waskita harus didukung kemampuan Waskita Toll Road melaksanakan divestasi sesuai rencana demi menjaga arus kas tetap sehat, memperbaiki struktur permodalan secara signifikan, dan mempertahankan peningkatan profitabilitas secara berkelanjutan," sebut Pefindo.
Hingga berita ini diturunkan,  Senior Vice President Corporate Secretary  Waskita Karya Shastia Hadiarti tidak dapat dikonfirmasi.
RDPT
Baru-baru ini, WaskitaToll Road menjual 30% saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga ( KKDM ), pemegang konsensi jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu. Nilai transaksinya sebesar Rp 550 miliar.
Saham tol Becakayu ini dilepas kepada investor Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas ( RDPT ). PT Danareksa Investment Management bertindak sebagai manajer investasi RDPT . Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk () sebagai bank kustodian sebagaimana tercantum dalam Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas RPDT Ekuitas Danareksa Toll Road-01.
"Latar belakang dilakukan transaksi ini adalah untuk menunjang kegiatan operasionalWaskitaToll Road, sehingga dapat memaksimalkan kinerja usaha dan memberikan nilai tambah bagi perseroan dan pemegang saham," jelas manajemen.
Sebelum divestasi, WaskitaToll Road menguasai 99,70% saham KKDM . Panjangjalan tol Becakayu adalah 16 kilometer (km) yang terdiri atas dua seksi. Saat ini, bagian jalan tol tersebut yang sudah beroperasi adalah paket 1B dan 1C, yakni Cipinang-Jaka Sampurna sejauh 8,5 km, sedangkan paket 2A yakni Jaka Sampurna-Kayuringin ditargetkan beroperasi pada Desember 2020.
Adapun salah satu strategi divestasi jalan tolWaskitaadalah mencari investor strategis. Perseroan mengejar target pelepasan lima hingga tujuh ruas jalan tol pada semester II-2020. Manajemen memperkirakan divestasi jalan tol dapat membantu perseroan mengurangi beban utang hingga Rp 20 triliun.
Sumber : Investor Daily