Wika Gedung (WEGE) Gandeng Parongpong Lab Pamerkan Paviliun Berkelanjutan
Saturday, February 24, 2024       08:27 WIB

TANGERANG, investor.id - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk () atau Wika Gedung, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (), melalui Modular Lite (MoLi) memamerkan paviliun berkonsep keberlanjutan di Indonesia Architecture Exhibition & Conference ( ARCH :ID) 2024. Paviliun yang memadukan 'garis' struktur baja modular dengan 'bidang' prototiles tersebut merupakan hasil kolaborasi antara perseroan dan Parongpong RAW Lab.
Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana menyampaikan, dalam pendekatan sistem konstruksi modular Gedung, pihaknya memastikan, aplikasi modular untuk berbagai kebutuhan rancang bangun tidak hanya meningkatkan efisiensi pembangunan, tetapi juga mementingkan aspek keberlanjutan. Ini sekaligus menjadi peran modular Gedung dalam mendukung upaya Net Zero Emission (NZE).
"Kami memperhatikan efisiensi energi dengan memastikan, proses produksi di pabrik dilakukan sesuai standar ketat, sehingga mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Kami juga mengutamakan penggunaan bahan ramah lingkungan dan mengendalikan limbah konstruksi secara ketat," jelas Bagus dalam keterangan resminya, Jumat (23/2/2024).
Dengan demikian, modular Gedung bukan hanya efektif dan efisien, tetapi juga berkontribusi mereduksi dampak lingkungan dari proyek konstruksi. Tak heran, kehadiran inovasi MoLi ini menjadi jawaban atas tantangan global dengan sejumlah keunggulan.
Di antaranya, cepat dan proses pembangunan yang tanpa menggunakan alat berat dapat menjangkau area dengan akses terbatas di mana dengan minimum waste dari mulai proses produksi hingga terpasang mendukung konsep keberlanjutan dan pencapaian NZE.
Efek Jangka Panjang
Melalui sistem modular dan material sirkular, MoLi dan Prototile bukan saja menyediakan ruang bangun yang aman dan nyaman bagi semua orang, tapi juga menjaga kelestarian bumi.
"Kami melihat, peran serta seluruh masyarakat, terutama pelaku konstruksi, sangat vital menjaga keberlanjutan lingkungan melalui praktik konstruksi berkelanjutan. Kami tidak hanya memandangnya sebagai tanggung jawab, tetapi juga kesempatan menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan," ungkapnya.
Karena itu, Bagus mengajak semua pihak terlibat, mulai dari perencana, pembangun, hingga penghuni, untuk meningkatkan kesadaran dan sensitivitas mereka terhadap kebutuhan pembangunan yang ramah lingkungan dan berbasis sirkularitas.
Ini berarti memperhitungkan siklus hidup lengkap dari bangunan, mulai dari perencanaan sampai tahap bangunan tersebut tidak lagi bisa digunakan. Menurut Bagus, ketika proyek konstruksi tidak memperhatikan aspek NZE, maka akan berdampak besar di masa depan.
Itulah sebabnya, bagi para pelaku konstruksi penting untuk mempertimbangkan efek jangka panjang dari keputusan mereka, dan mencari solusi lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan.
Perlu diketahui, Paviliun yang dipamerkan ini didukung Saint-Gobain dengan produk khusus untuk merekatkan material daur ulang dari Parongpong ke struktur modular Gedung dan acoustic tile berkualitas yang diproduksi dengan prinsip-prinsip sirkularitas.
Kerja sama Gedung melalui MoLi dan Parongpong dengan terobosan Prototile, merupakan bagian dari upaya mendukung masa depan konstruksi yang efisien, cepat, mudah, dan berkelanjutan.
Setiap tiang, balok, dan dinding diwujudkan dengan tujuan menyelamatkan lingkungan, menanggulangi pencemaran, dan membangun solusi berkelanjutan.
Material pendukung Paviliun ini dibangun dari 1 ton sampah menggunakan 500 kilogram sampah kemasan Saint-Gobain dan 500 kilogram single-use mask, ghost net, dan coffee waste juga menggunakan Ecophon Saint-Gobain sebagai ceiling/plafon.

Sumber : investor.id