Yield Obligasi AS Masih Melandai, Rupiah Diprediksi Menguat 
Friday, April 23, 2021       09:43 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi menguat di akhir pekan. Hal ini disebabkan yield obligasi AS diprediksi masih melandai pada hari ini.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (23/4) pukul 09.28 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.542 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 22 poin atau 0,16% dibandingkan penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (22/4) di level Rp14.520 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan bertahannya yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun di bawah 1,6% bisa membantu mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
Selain itu, ekspektasi pelaku pasar yang masih tinggi terhadap pemulihan ekonomi global juga bisa membantu mendorong penguatan aset berisiko termasuk rupiah. "Data-data ekonomi dari negara - negara besar yang membaik mendasari ekspektasi tersebut," kata Ariston saat dihubungi Ipotnews, Jumat pagi.
Tapi di sisi lain, kekhawatiran pelaku pasar soal kenaikan kasus Covid-19 global yang bisa menekan pemulihan ekonomi menjadi sentimen negatif yang bisa menahan laju penguatan. Terkoreksinya indeks saham AS karena rencana kenaikan pajak capital gains untuk warga kaya di AS, juga bisa menjadi sentimen negatif.
Dari dalam negri, musim dividen juga bisa menahan laju penguatan rupiah. Hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan terhasap dolar AS untuk pembayaran dividen yang semakin meninggi.
"Kurs rupiah berpotensi menguat ke arah Rp14.480 - Rp14.500 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.550 per dolar AS," tutup Ariston.
(Adhitya)

Sumber : Admin