"Core dan Satelitte" Jadi Strategi, Ini Bauran Pilihan ETF di Awal Mei...
Monday, May 03, 2021       10:58 WIB

Ipotnews - ETF broadbased, ETF satelit terkelola aktif, dan ETF bertema ESG menjadi bauran pilihan investasi di pasar ETF pada perdagangan perdana Mei, Senin (3/5).
"Core and Satellite masih menjadi rekomendasi strategi ETF. Dimana ETF berbasis index seperti R-LQ45X, /XIID, , dan dapat menjadi pilihan utama investor dengan didukung oleh pilihan satellite ETF yang dikelola manajer investasi secara aktif seperti (ETF Indo Consumer), dan (ETF Indo Financial) guna menambah imbal hasil diatas pasar. Juga pilihan lain terdapat di ETF yang bertema ESG seperti FTSE Indonesia ESG () yang berisi emiten berkapitalisasi tinggi dengan wawasan sosial, ekonomi, dan tata kelola," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam catatannya pagi ini.
Akhir pekan, Wall Street ditutup melemah di akhir April pekan lalu. Profit taking terjadi setelah kuatnya angka laporan keuangan 1Q21 di sektor teknologi. Sepanjang April, Wall Street tetap menguat hal ini juga cenderung didorong oleh data ekonomi Amerika yang tetap positif dan menunjukkan pemulihan ekonomi. Harga komoditas kemarin tercatat melemah, namun penguatan nikel (+2.44%) dan timah (+2.61%) masih berlanjut.
"Domestik, selain laporan keuangan, IHSG relatif minim sentimen. Adapun investor menanti hasil GDP 1Q21 yang akan diumumkan pada tanggal 5. Pemerintah juga masih prediksi akan adanya kontraksi GDP di kuartal ini."
Inflation: Pemerintah prediksi inflasi April akan meningkat secara MoM dengan adanya belanja di level menengah keatas sehingga meningkatkan permintaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh pembagian THR yang sudah diberikan dengan total Rp30.8tn.
: 1Q21, laba bersih USD72mn (-27% yoy) dibawah estimasi. Sementara EBITDA (-8% yoy) dan pendapatan -8% yoy. Volume menurun -13% yoy namun harga jual meningkat. Kami prediksi harga dan volume akan meningkat di kuartal depan. Maintain Buy.
: 1Q21, laba bersih inti Rp1.7tn (-9% yoy), pendapatan Rp10.2tn (-8% yoy) sesuai estimasi. Margin kotor tercatat flat dan ada kenaikan biaya promosi dan iklan dengan peningkatan kompetisi. Maintain Hold.
: 1Q21, laba bersih Rp501bn (-45% yoy), pendapatan Rp3.9tn (-22% yoy). Dibawah estimasi kami karena volume penjualan yang menurun di 1Q21. Harga jual juga tercatat -9% yoy. Maintain Buy.
: 1Q21, laba bersih Rp1.75tn (-28% yoy), pendapatan Rp29tn (+9% yoy) Penurunan marjin akibat kenaikan cukai rokok dan sulitnya meningkatkan harga jual di tengah pemulihan ekonomi menjadi penyebab laba bersih menurun.

Sumber : admin