The Fed Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga Acuan Maret 2022, Rupiah Melemah Super Tipis
Friday, January 14, 2022       16:43 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah melemah super tipis terhadap dolar AS di akhir pekan ini, berbarengan dengan pelemahan indeks dolar AS pada hari ini setelah Federal Reserve (The Fed) semakin memberi sinyal menaikkan suku bunga acuan pada Maret 2022.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (14/1), pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.296 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 2 poin atau 0,01% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (13/1) di level Rp14.294 per dolar AS.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah super tipis karena indeks dolar AS justru juga melemah hari ini. "Ini karena pada Kamis kemarin Pejabat The Fed paling senior, Lael Brainard memberi sinyal bahwa The Fed bersiap-siap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 dalam sidang Komite Perbankan Senat AS untuk nominasi wakil ketuanya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat sore.
Di Asia Pasifik, data China yang dirilis pada Kamis kemarin menunjukkan bahwa ekspor tumbuh 20,9% yoy dan impor tumbuh 19,5% yoy, dan neraca perdagangan berada di USD94,46 miliar, pada bulan Desember 2021. Ini menjadi sentimen positif bagi rupiah sehingga hanya melemah super tipis pada hari ini.
"Lalu Bank of Korea menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%, seperti yang diharapkan, dan won Korea Selatan tampaknya mencatat kenaikan mingguan sekitar 1,3%," jelas Ibrahim.
Dari dalam negeri, Survei Kegiatan Dunia Usaha ( SKDU ) oleh Bank Indonesia (BI) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada triwulan I 2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39%, meningkat dari 7,% dari triwulan sebelumnya. Ini menjadi sentimen positif yang membantu rupiah hanya melemah super tipis.
"Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.Hal tersebut sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan perkiraan meningkatnya permintaan," tutup Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin